POGI Diharap Terbentuk di Seluruh Daerah

PALU, MERCUSUAR – Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) diharap tidak hanya terbentuk di tingkat provinsi saja, akan tetapi meluas hingga ke semua kabupaten dan kota di Sulteng.

Harapan tersebut, disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra, yang mewakili Gubernur Sulteng, H. Rusdy Mastura pada pelantikan pengurus POGI Sulteng periode 2022-2025, di salah satu hotel di Palu, Minggu (19/3/2023).

Komang menyampaikan harapan dari Gubernur, dengan kehadiran POGI di seluruh daerah di Sulteng, dapat bertujuan agar terjadi pemerataan layanan dokter-dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, atau lebih dikenal masyarakat dengan dokter kandungan, di seluruh daerah.

“Terkhusus supaya tercipta sinergitas dengan pemerintah kabupaten dan kota, dalam rangka menurunkan prevalensi kematian ibu dan bayi serta stunting,” kata dr. Komang.

Pada kesempatan yang sama, Ketua baru POGI Sulteng, dr. Amirudin Rauf meminta rekan-rekan sejawat spesialisnya, untuk bekerja sama memberi pelayanan terbaik, termasuk dalam pencegahan kematian ibu dan bayi serta stunting.

“Kita juga diberi tanggung jawab untuk menurunkan kematian ibu dan bayi serta stunting, menuju generasi emas Indonesia 2045,” tegasnya.

Sementara Ketua Umum POGI, Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat meminta POGI Sulteng untuk dapat menginisiasi pembentukan pusat studi spesialis Obstetri dan Ginekologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

“Supaya lulusan kedokteran tidak usah jauh-jauh keluar daerah melanjutkan studi spesialis,” kata dr. yudi.

Dengan itu, menurut Yudi, akan lebih banyak putra-putri daerah Sulteng menjadi dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, sehingga pemerataan layanan akan terwujud.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulteng, dr. Moh. Akbar mengusulkan agar POGI bersinergi dengan dokter-dokter umum, untuk deteksi awal seputar obstetri dan ginekologi, mengingat keterbatasan jangkauan dokter-dokter spesialis di wilayah pelosok Sulteng.

“Tolong dibimbing dan dilatih untuk menggunakan alat-alat seperti USG,” harapnya.

Selain pelantikan, ikut diselenggarakan Simposium 1.000 Hari Awal Kehidupan yang diikuti lebih kurang 100 peserta dari unsur tenaga kesehatan. */IEA

Pos terkait