Pran Tokoh Agama Pada Pemilu, Gunakan Pendekatan Moral-Filosofis

FOTO KETUA FKUB SULTENG

PALU, MERCUSUAR – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof Dr H Zainal Abidin mengatakan proses pemilihan pemimpin melalui jalur Pemilihan Umum (Pemilu) yang demokratis memiliki kajian teologis yang harus berpijak pada pentingnya kehadiran pemimpin dalam suatu masyarakat.

Dia mencontohkan, dalam kajian Islam posisi pemimpin sangat fundamental, yang bahkan dalam Alquran ditempatkan pada urutan ketiga untuk ditaati setelah Allah SWT dan Rasul-Nya. Olehnya, peran tokoh agama pada pemilu adalah memberi pencerahan pada umat beragama bahwa memilih pemimpin adalah bagian dari ibadah’, dan demokrasi adalah manifestasi dari perintah ‘musyawarah’ dalam konteks masyarakat modern.

“Pijakan teologis dari dua hal ini sangat banyak dalam Alquran dan hadis, maupun dalam kitab suci agama-agama lain,” kata Prof Zainal saat menyampaikan materi Peran Agamawan dalam Peningkatan Partisipasi Pemilih di Masa Pandemi COVID-19 pada Sosialisasi Pendidikan Pemilih oleh KPU Sulteng bersama FKUB Sulteng dan AIPI Sulteng di Kantor KPU Sulteng, Selasa (14/7/2020).

Terkait peningkatan partisipasi pemilih pada Pemilu, ia mengingatkan bahwa pendekatan yang digunakan para tokoh agama sebaiknya bukan pendekatan hitam-putih atau halal-haram, melainkan pendekatan moral-filosofis tentang tanggung jawab sosial.

Dalam ajaran Islam, ia mencontohkan bahwa setiap individu disebut sebagai khalifah Tuhan yang memikul amanah mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Hal itu menunjukkan bahwa setiap hamba sesungguhnya memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan terkait dengan kemaslahatan umat. “Pemilu adalah salah satu sarana untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut. Jika orang-orang baik tidak berpartisipasi dalam pemilu, itu seperti memberi kesempatan kepada orang-orang yang tidak baik untuk mewarnai masyarakat dengan kezaliman. Lalu, bagaimana kita mempertanggungjawabkan amanah di hadapan Tuhan terkait mewujudkan kemaslahatan dan kemakmuran di muka bumi,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan di tengah pandemi COVID-19 saat ini, situasi masyarakat menjadi sangat sensitif, terutama karena persoalan ekonomi yang diakibatkan pandemi. Olehnya, dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang lebih bijak dan manusiawi untuk mendorong partisipasi umat dalam memberikan suara pada pemilu mendatang. “Di sinilah peran utama para tokoh agama sangat dibutuhkan, agar proses demokrasi ini dapat dilalui dengan harmonis, dan dapat melahirkan pemimpin yang amanah,” pungkasnya. IEA

Pos terkait