Program Daerah Harus Selaras dengan Astacita Presiden

Rapat koordinasi dan evaluasi program Astacita Presiden RI, yang dihadiri para Kepala Daerah se-Sulteng, di Luwuk, Senin (17/11/2025). FOTO: BIRO ADPIM SETDAPROV SULTENG

BANGGAI, MERCUSUAR – Gubernur Sulteng Dr. H. Anwar Hafid membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi pelaksanaan program Astacita Presiden dan Wakil Presiden RI, bersama para Bupati dan Wali Kota se-Sulteng, di Luwuk, Senin (17/11/2025). Forum tersebut menjadi ruang memastikan program prioritas nasional berjalan selaras di seluruh kabupaten/kota.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Kapolda Sulteng Irjen Pol. Dr. Endi Sutendi, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulteng Nuzul Rahmat, dan Kepala Staf Kodam XXIII/Palaka Wira Brigjen TNI Agus Sasmita.

Dalam sambutannya, Anwar Hafid menegaskan rapat koordinasi tersebut menjadi momentum penting untuk mengevaluasi berbagai program Astacita, di antaranya Makan Bergizi Gratis (MBG), Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Koperasi Desa Merah Putih, Sekolah Rakyat, dan program ketahanan pangan.

Ia menekankan kepada seluruh kepala daerah, agar wajib memastikan penyusunan RPJMD 2025–2030 selaras dengan kerangka pembangunan nasional yang berpedoman pada Astacita.

Anwar mengingatkan, bahwa dukungan anggaran dari pemerintah pusat akan diberikan secara optimal, kepada daerah yang melaksanakan program prioritas nasional. Sebaliknya, program yang tidak sejalan dengan kebijakan pusat harus dibiayai dengan APBD masing-masing.

Merujuk penjelasan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri, Anwar menyampaikan bahwa pada tahun 2026 anggaran kementerian/lembaga diproyeksikan meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, sedangkan anggaran pemerintah daerah menurun hingga 40%.

“Artinya, kita harus lebih kreatif. Password untuk mendapatkan alokasi anggaran itu adalah Astacita. Selama program kita selaras dengan Astacita, dukungan dana dipastikan mengalir,” tegasnya.

Terkait Program MBG yang disebut sebagai program dengan alokasi anggaran terbesar dalam sejarah Indonesia, Anwar menyoroti meningkatnya permintaan pangan lokal, terutama ayam, telur, dan sayuran. Namun, produksi Sulteng dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan, sehingga sebagian pasokan masih bergantung dari luar daerah.

Ia juga memaparkan perkembangan program Sekolah Rakyat yang telah berjalan di Tojo Unauna, Sigi, dan satu unit di tingkat provinsi. Program yang membiayai penuh pendidikan anak dari keluarga tidak mampu itu dinilai efektif menekan angka kemiskinan. Dalam waktu dekat, Sekolah Rakyat berkapasitas 1.000 siswa akan mulai dibangun.

Selanjutnya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah dalam menyukseskan agenda nasional.

“Tidak ada persoalan besar yang bisa diselesaikan tanpa kerja sama. Saya berharap seluruh pimpinan daerah terus bersinergi menyukseskan Astacita pada 2026. Ini harapan kita bersama untuk kemajuan Sulteng,” pungkasnya. */IEA

Pos terkait