Program Kafe Obat dan Makanan, Tingkatkan Pengetahuan 600 Komunitas

FOTO BPOM N' UNTAD

 PALU, MERCUSUAR – Program KKN Asyik menjadi Fasilitator (KAFE) Obat dan Makanan yang merupakan program kerja sama antara Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palu dan Universitas Tadulako (Untad), telah memasuki tahap akhir.

Dalam monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan di aula BPOM Palu, Selasa (11/8/2020), Kepala BPOM Palu, Fauzi Ferdiansyah menyebutkan dari program tersebut, para agen edukasi obat dan makanan yang merupakan mahasiswa program KKN Untad telah mengintervensi setidaknya sebanyak 600 komunitas di Sulteng.

“Kami mengevaluasi sejauh mana dampak program ini. Dari 600 komunitas yang telah diintervensi oleh agen edukasi obat dan makanan, terlihat adanya peningkatan pengetahuan komunitas sebesar 64,9 persen,” ungkap Fauzi, Rabu (12/8/2020).

Hal itu kata dia, mengindikasikan bahwa para mahasiswa yang menjadi agen edukasi KAFE Obat dan Makanan memiliki peran cukup signifikan dalam memberikan informasi dan edukasi kepada komunitasnya masing-masing. Meskipun program KKN berakhir, namun peran para mahasiswa yang menjadi agen edukasi akan terus berlanjut.

“Agen-agen inilah yang nantinya menjadi perpanjangan tangan Balai POM di Palu, dalam menyebarkan informasi tentang obat dan makanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat menjadi konsumen yang cerdas,” lanjut Fauzi.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untad, Dr Rusydi menambahkan program KKN tematik seperti edukasi obat dan makanan yang bekerja sama dengan BPOM tersebut, memberikan manfaat yang besar bagi para mahasiswa.

“Selain mendapatkan pengetahuan, mahasiswa juga dapat mengimplementasikannya kepada komunitas,” ujar Rusydi.

Pada kesempatan monitoring tersebut, turut diberikan beberapa hadiah bagi para mahasiswa yang dinilai memiliki kontribusi besar dalam program KAFE Obat dan Makanan. IEA

 

Pos terkait