PALU, MERCUSUAR – Yayasan Bina Warga (YBW) menjalankan program pengembangan vokasi dalam bidang kelapa terpadu, yang diikuti kelompok usaha masyarakat di Kelurahan Panau Kecamatan Tawaeli Kota Palu.
Ketua YBW, Prof. Sulaiman Mamar, Kamis (14/9/2023) menyebutkan, pihaknya memberikan pendampingan kepada kelompok usaha masyarakat, terkait pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa yang cepat dan tahan simpan. Program kerja sama dengan Dinas Pendidikan Sulteng tersebut, dijalankan sejak Juli 2023 dan ditarget hingga Desember 2023 mendatang.
Kelompok usaha masyarakat yang diberikan pembinaan sebanyak 10 orang ibu-ibu, yang merupakan peserta pendidikan kesetaraan Paket A, B dan C, serta masyarakat yang sudah punya usaha tapi perlu mendapatkan pendampingan.
“Mereka sudah membuat minyak, tapi keseluruhan proses produksinya masih dalam waktu 24 jam. Program ini masuk, dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna (TTG) mempercepat pembuatan minyak menjadi hanya 6 jam. Kegiatan ini juga dapat membuka lapangan kerja bagi kelompok masyarakat,” kata Sulaiman.
Ia menambahkan, program tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni pelatihan teknis, dilanjutkan pelatihan nonteknis yang meliputi pembukuan, pemasaran daring dan penguatan kelembagaan.
“Lalu di tahap ketiga atau terakhir, pelatihan teknis keamanan pangan untuk mendapatkan sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Kalau ada PIRT, maka pemasarannya dapat semakin luas dijangkau,” tandasnya.
Selain itu, kelompok usaha masyarakat yang didampingi juga diberikan bantuan berupa alat mesin parut kelapa yang bisa langsung menjadi santan.
Sementara itu, salah seorang narasumber pelatihan teknis, Dr. Sitti Sabariyah menjelaskan, penerapan TTG dalam proses pengolahan kelapa menjadi minyak tersebut, salah satunya dengan cara pemberian suntikan cuka untuk mempercepat proses fermentasi, dari yang sebelumnya memerlukan waktu hingga 20 jam, menjadi hanya 2 jam.
“Produk minyak yang dihasilkan bisa bertahan enam bulan sampai setahun, tergantung volume penyaringannya. Kalau menyaring 1-2 kali dapat bertahan enam bulan, kalau tiga kali atau lebih, bisa bertahan mencapai setahun. Peluang inilah yang bisa memberikan peluang produknya dapat dijual di supermarket, karena tahan lama,” jelas Sabariyah.
Di tempat terpisah, Sekretaris Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK-PKBM) Provinsi Sulteng, Muh. Jufri memberikan apresiasi kepada YBW yang menjalankan program tersebut, yang menurutnya dapat memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat.
“Kegiatan ini bukan hanya bagaimana cara mempercepat proses produksi. Tapi juga dapat mengolah turunannya, misalnya air kelapa yang selama ini dibuang, dimanfaatkan menjadi sirup air kelapa, ‘tai minyak’ yang sebelumnya hanya jadi sambal, dapat menjadi kue kering dan basah,” ujar Jufri.
Selain itu, menurutnya, kegiatan tersebut dapat menjadi program pemberdayaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, utamanya setelah menghadapi bencana dan pandemi Covid-19.
“Itu yang kita harapkan, dari program yang diikuti anggota masyarakat yang mayoritas ibu-ibu,” tandas Jufri. IEA