BUNGKU, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) memiliki program studi di luas kampus utama (PSDKU) di Bungku, Kabupaten Morowali. Salah satunya adalah Program Studi Agroteknologi. Kehadiran kampus beserta civitas akademikanya, tentu sangat diharapkan agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, terutama kelompok tani di desa-desa yang berada di sekitar kampus.
Salah satunya adalah Desa Bahomoleo di Kecamatan Bungku Tengah merupakan desa yang berada di sekitar lokasi Kampus PSDKU Universitas Tadulako di Kabupaten Morowali. Desa ini juga merupakah salah satu sentra pengembangan tanaman pangan dan palawija terutama padi, jagung dan kacangan- kacangan, serta pengembangan berbagai komoditi hortikultura terutama sayuran dan buah-buahan serta tanaman perkebunan atau tanaman tahunan.
Salah satu kelompok tani yang ada di Desa Bahomoleo adalah Kelompok Tani Mulia Jaya, yang diketuai Moh. Akil. Jumlah anggota kelompok tani ini adalah 25 orang, dengan luas kepemilikan lahan pertanian sekitar 45 Ha. Kelompok Tani Mulia Jaya yang dibentuk sekitar 11 tahun yang lalu, memang sudah sejak lama mengusahakan tanaman pangan dan hortikultura, namun penerapan teknologi budidayanya masih relatif sederhana atau belum sesuai dengan petunjuk teknis budidaya tanaman yang ada.
Anggota Kelompok Tani Mulia Jaya, rata-rata memili lahan usaha tani antara 1- 1,5 Ha setiap kepala keluarga. Jenis tanaman yang diusahakan pada umumnya adalah padi, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian (ubi kayu dan ubi jalar). Pada umumnya produktivitas tanaman yang diusahakan tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan potensi hasilnya. Untuk tanaman padi, produktivitasnya rata- rata masih kurang dari 3 t/ha, tanaman jagung produktivitasnya masih kurang dari 1 2 t/ha, demikian pula dengan tanaman pangan lainnya yang mereka usahakan.
Untuk komoditi sayuran pada umumnya anggota kelompok calon mitra ini mengusahakan sayuran hijau seperti bayam dan kangkung, sedangkan untuk buah- buahan pada umumnya mengusahakan tanaman pisang, mangga, pepaya, dengan produktivitas yang masih rendah, sehingga hasilnya kebanyakan hanya diperuntukkan untuk konsumsi keluarga sendiri.
Salah satu teknologi yang perlu diterus dikembangkan di Kabupaten Morowali, adalah sistem budidaya secara organic, untuk mensuplai kebutuhan tenaga kerja perusahan industri, yang saat ini jumlahnya semakin bertambah. Pengembangan produk tanaman pangan dan hortikultura unggulan, khususnya di Kabupaten Morowali dan Sulteng pada umumnya, perlu terus ditingkatkan produktivitas dan kualitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan sistem pertanian organik, dengan memanfaatkan limbah pertanian (tanaman dan ternak), yang cukup banyak tersedia di sekitar lahan dan permukiman petani.
Selain usaha tanaman pangan dan hortikultura, beberapa anggota kelompok tani juga memiliki usaha peternakan, utamanya ternak sapi dan kambing, namun cara pengelolaannya belum intensif, sehingga perkembangan usaha ternak mereka relatif lamban, sehingga belum dirasakan sebagai sumber pendapatan keluarga yang dapat diandalkan, selain usaha budidaya tanaman pangan dan hortikultura tersebut.
Masih rendahnya produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dalam usaha tani anggota kelompok tani ini disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang belum maksimal, terutama pemupukan dan pengendalian gulma, hama dan penyakit. Pada umumnya petani di Desa Bahomoleo masih menggunakan pupuk, pestisida dan herbisida kimia buatan pabrik yang harga relatif mahal sehingga petani seringkali menggunakan dosis yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan anjuran.
Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan dan hortikultura yang diusahakan petani mitra, dan selanjutnya menjadi penyebab pendapatan petani juga relatif kecil karena membutuhkan biaya produksi yang relatif mahal (high input technology), utamanya penggunaan agrokimia seperti pupuk dan pestisida buatan pabrik yang banyak mengandung residu yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.
Kelompok Tani Mulia Jaya ini adalah merupakan kelompok tani yang cukup aktif, namun kurang mendapatkan bimbingan baik dalam bentuk penyuluhan maupun pelatihan terkait dengan teknik budidaya tanaman pangan dan hortikultura yang banyak mereka usahakan dan kembangkan di lahan usahatani mereka masing- masing. Hal inilah yang menjadi pertimbangan kenapa kelompok tani Mulia Jaya ini akan dijadikan sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian ini.
Di samping itu, karena kelompok tani berada di wilayah kampus PSDKU Morowali, sudah menjadi kewajiban dosen bersama mahasiswa untuk melakukan pembinaan dan pendampingan kepada mereka, agar dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam mereka secara optimal untuk memperoleh hasil usahatani secara maksimal secara kuantitas dan kualitas.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberdayakan kelompok tani mitra dalam rangka penerapan pengelolaan dan pemanfaatan limbah pertanian untuk mendorong penerapan teknologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura secara organik kepada mitra binaan, dengan tujuan
- Meningkatkan pemahaman, wawasan dan pengetahuan mitra tentang pentingnya mengelola sumber daya alam lokal yang ada sebagai alternatif untuk menggantikan penggunaan agrokimia berupa pupuk dan pestisida buatan pabrik, agar dapat diperoleh nilai tambah dari produk yang dihasilkan.
- Meningkatkan keterampilan kelompok tani mitra dalam memproduksi pupuk organik dan pestisida alami (botani) yang akan diaplikasikan dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura secara organik dengan menggunakan bahan- bahan lokal dari limbah pertanian (sisa tanaman, sisa pakan dan kotoran ternak) yang terdapat di lokasi mitra dengan menggunakan teknik yang lebih sederhana, murah dan praktis untuk mendukung pengembangan dan penerapan teknologi pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.
- Meningkatkan keterampilan anggota mitra dalam mengelola dan mengaplikasikan prinsip-prinsip budidaya secara organik, terutama dalam penggunaan pupuk dan pestisida organik yang diproduksi dari limbah pertanian (tanaman dan ternak) untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura yang diusahakan oleh anggota kelompok mitra.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masysrakat ini diharapkan dapat menghasilkan luaran terutama meningkatnya pemahaman, wawasan dan kemampuan dari anggota kelompok mitra, terutama yang berkaitan dengan penerapan teknologi pengelolaan dan pemanfaatan limbah pertanian untuk diaplikasikan dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura secara organik.
Upaya pembinaan kelompok tani melalui penyuluhan berkaitan dengan upaya pemberdayaan petani. Kegiatan pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan anggota mitra dalam mengelola sumber daya yang tersedia di sekitar lahan dan rumah tangga petani (limbah tanaman, gulma dan kotoran ternak) serta tumbuhan/tanaman yang berkhasiat racun pengendali hama dan penyakit untuk diolah dan dimanfaatkanmenjadi pupuk organik dan pestisida nabati/hayati untuk mendukung pengembangan sistem budidaya tanaman secara organik.
kelompok mitra dimaksudkan untuk memastikan bahwa anggota kelompok tani mitra telah menguasai teknologi produksi pupuk organik dan pestisida alami (nabati) sebagai alternative pengganti penggunaan pupuk dan pestisida anorganik yang semakin mahal dan sulit terjangkau oleh petani. Untuk selanjutnya diterapkan dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura secara organik dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal.
Kegiatan penyuluhan diharapkan dapat menambah pengetahuan kelompok mitra dalam mengembangkan usaha taninya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sekitar tempat berusaha tani. Pemanfaatan sumber daya yang di sekitar tempat dari mitra kelompok tani yang jumlahnya cukup banyak seperti sisa-sisa tanaman, serta kotoran ternak baik yang padat maupun yang cair berupa urin, kesemuanya ini dapat diolah dengan teknologi sederhana sudah dapat menghasilkan produk organik yang sangat bermanfaat bagi penambahan bahan organik yang dapar memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologi tanah. */JEF