Pulihkan Pariwisata; Perlu Upaya Permudah Akses

AGUS SUPRIHASTONO

PALU, MERCUSUAR – Kasubdit Area III Direktorat Pengembangan Destinasi Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Agus Suprihastono menilai Provinsi Sulteng memiliki peluang pengembangan pariwisata yang besar, didukung keindahan alam yang ada.

Untuk mendukung pariwisata di Sulteng, kata Agus, mesti dilakukan peningkatan teknis pengelolaan. Salah satunya adalah perlu adanya upaya peningkatan aksesibilitas, sehingga wisatawan dapat dengan mudah menjangkau destinasi-destinasi yang telah ditetapkan.

“Di Sulteng ini alamnya termasuk indah-indah, cuma bagaimana teknis pengelolaannya saja, Kami perhatikan kondisi di sini ada beberapa kendala, salah satu mungkin masalah akses,” kata Agus, di Palu, Rabu (26/8/2020).

Ia mencontohkan Kepulauan Togean sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), memerlukan kemudahan akses agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

Olehnya itu, ia berharap Dinas Pariwisata dapat bekerja sama dengan instansi terkait seperti Dinas Perhubungan, untuk membangun konektivitas transportasi. “Ini sangat penting sekali, supaya ke depannya untuk mempermudah akses. Karena orang akan hadir ke situ apabila aksesnya mudah dijangkau,” ujar Agus.

Selain itu, ia juga berharap adanya peningkatan bandara di Sulteng utamanya Bandara Mutiara SIS Aljufri di Palu, dengan menambah rute serta menjadi bandara internasional. Sebab hal itu untuk mendukung kemudahan akses yang dimaksud. “Kami perhatikan bandara juga perlu ada mungkin penambahan rute penerbangan, syukur-syukur kalau bisa menjadi bandara internasional. Kalau sudah internasional kita bisa menarik wisatawan yang kita ambil dari Manado ke Sulteng,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Sulteng, I Nyoman Sriadijaya menegaskan bahwa dari sisi aksesibilitas telah ada upaya nyata mendorong peningkatan status Bandara Mutiara SIS Aljufri.

Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya telah ada Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani terkait peningkatan status Bandara Mutiara bersama bandara di Sentani menjadi bandara internasional pada 5 September 2018 lalu.

Penandatanganan MoU, kata Nyoman, disaksikan oleh Menteri Pariwisata saat itu bersama Deputi Destinasi. Namun, untuk Bandara Mutiara belum ada tindak lanjut dari MoU tersebut, sedangkan Bandara Sentani telah menjadi bandara internasional.

“Itu sudah ditandatangani, Pak Arief Yahya (Menteri Pariwisata saat itu) dan Deputi Destinasi menyaksikan proses itu. Tapi kelanjutannya sampai saat ini belum ada lagi perkembangannya, kecuali di Sentani yang sudah menjadi internasional, di Sulteng belum. Kami komunikasi dengan kepala bandara sebetulnya dari sisi fasilitas sudah siap, mudah-mudahan dari sisi regulasi mudah-mudahan bisa didorong, ini untuk memudahkan aksesibilitas penerbangan langsung dari luar negeri bisa langsung ke Palu,” jelasnya.

DIa juga mengungkapkan bahwa pihaknya bersama Perum Damri telah membicarakan terkait rute wisatawan menuju beberapa lokasi wisata di Sulteng, Seperti rute Makassar-Toraja-Tentena-Togean atau rute Palu-Poso-Togean, kemudian rute keluar arah Gorontalo atau Luwuk dan Makassar.

Hal itu kata dia, karena para wisatawan juga tertarik dengan akses transportasi darat yang ditopang keindahan alam di Pulau Sulawesi. IEA

Pos terkait