PALU, MERCUSUAR – Potensi panen beras petani di Provinsi Sulteng diperkirakan pada bulan Maret 2023 mendatang. Hal itu disampaikan Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Kanwil Sulteng, David Susanto, di Palu, baru-baru ini.
“Proyeksinya posisi panen di Februari stok produksi petani belum melimpah. Puncaknya, mungkin pada Maret,” kata David.
Stok pada puncak panen tersebut, lanjut David, akan digunakan oleh Bulog Sulteng untuk program stabilisasi harga dan akselerasi program penugasan pemerintah untuk beras medium. Sedangkan serapan pada bulan Februari jika diolah, akan menjadi beras yang siap didistribusi pada Maret.
Untuk kelancaran program penyerapan itu, David menyebut pihaknya akan melakukan koordinasi intens dengan berbagai penggilingan petani, serta bersama pemerintah untuk memetakan lokasi serapan. Serapan terbesar di Sulteng setidaknya berasal dari Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Banggai.
“Kita juga masih menunggu penetapan harga pembelian pemerintah untuk beras medium CBP. Kita yakini akan terkoreksi turun, tapi nanti kita lihat,” kata David.
Terkait target serapan, David menyebut pihaknya mencanangkan penyerapan sebanyak 20.000 ton dari beras petani lokal.
“Banyak faktor yang akan memengaruhi berhasil tidaknya pengadaan, terutama masalah harga di pasaran umum. Kalau turun, Bulog akan hadir, kalau stabil tinggi mungkin stok petani akan lebih banyak masuk ke pasaran. Pada prinsipnya kalau pengadaan, Bulog orientasinya bagaimana menstabilkan harga di tingkat produsen, yang penting petani mendapat harga yang layak,” jelasnya. IEA