Ratusan Apoteker Hadiri Seminar dan Workshop PTO

SIGI, MERCUSUAR – Ratusan Apoteker yang tersebar di beberapa rumah sakit di Provinsi Sulawesi Tengah menghadiri Seminar dan Workshop Pemantauan Terapi Obat (PTO) yang diselenggarakan Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (Hisfarsi) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sulteng, Minggu (19/3/2022) di salah satu kafe di kabupaten Sigi.

Ketua Panitia,  Apt. Kris Leonardi Marunduh mengatakan, kegiatan seminar dan workshop dengan tema ‘Bagaimana mengkonstruksikan Soap secara cepat, tepat dan akurat’ tersebut sangat penting, terkait bagaimana apoteker mengisi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).

Hal tersebut perlu dilakukan, kata dia, sebagai tuntutan dari akreditasi rumah sakit, bahwa semua tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien, harus mendokumentasikan dalam rekam medik.

“Dengan tema ini, kami panitia mengajak apoteker rumah sakit se-Sulawesi tengah untuk hadir dalam seminar dan workshop, yang dirangkaikan dengan pelantikan pengurus Hisfarsi Sulteng,” kata Kris.

Kris berharap setelah mengikuti kegiatan, para apoteker ketika berpraktik di rumah sakit masing-masing, untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat saat kegiatan, sehingga besar harapan para apoteker bisa mencapai akreditasi dengan ranking paling tinggi yaitu paripurna.

Jumlah peserta kegiatan sebanyak 138  orang, dengan peserta paling jauh berasal dari rumah sakit Trikora Salakan, Banggai Kepulauan dan Morowali Utara.

“Kegiatan ini merupakan langkah awal pascagempa dan Covid-19, para apoteker bisa berkumpul dan bersilaturahmi,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Hisfarsi Sulteng, Apt. Andi Aidawaty A menjelaskan bahwa PTO merupakan bagian dari pekerjaan farmasi apoteker di rumah sakit dalam memantau perawatan pasien rawat inap, yang dipantau mulai dari awal masuk hingga pasien keluar dari rumah sakit.

“Apoteker harus memantau pengobatan pasien. Apoteker menulis Soap di CPPT secara terintegrasi, untuk keselamatan dan kesembuhan pasien,” ujarnya.

Selain kegiatan seminar dan workshop, lanjut dia, program lain yang dilaksanakan Hisfarsi di antaranya update terapi pasien, dan selama pandemi Covid-19 banyak melaksanakan webinar terkait metode update seorang apoteker di rumah sakit, terutama untuk safety pasien.

“Ada tiga misi farmasi yang harus dicapai, yaitu memantapkan perbekalan farmasi, farmasi klinik melalui pemantauan terapi obat kepada pasien, dan kerja sama stakeholder,” kata Andi.

Ketua PD IAI Sulteng, Apt. Mohamad Ma’rufik mengatakan selain seminar dan workshop, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan Musyawarah Kerja Daerah Hisfarsi Sulteng, di mana di dalamnya merumuskan beberapa program terkait bagaimana apoteker berperan dalam pemantauan terapi obat untuk pasien yang berada di rumah sakit.

Menurutnya, program prioritas yaitu bagaimana apoteker di rumah sakit bisa berperan maksimal, agar terapi pasien di rumah sakit bisa maksimal dengan intervensi tenaga kesehatan lain.

“Ada kolaborasi perawat, bidan, gizi, apoteker , dan tenaga medis. Bagaimana pasien bisa ditangani oleh berbagai tenaga kesehatan, sehingga intervensi yang dilakukan bisa maksimal terkait upaya kesembuhan pasien yang lebih optimal,” ujarnya.

Sementara berkaitan dengan hambatan dalam pelaksanaan program oleh Hisfarsi, kata Ma’rufik, lebih ke internal, terutama kompetensi apoteker. Hal ini juga yang menjadi alasan sehingga mengadakan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi apoteker, khusus apoteker yang berpraktik di rumah sakit. TIN

Pos terkait