PALU, MERCUSUAR – Realisasi penyerapan atau pembelian beras dalam negeri, oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Perum Bulog Sulteng dari para petani di Sulteng, telah mencapai angka 71%, dari target yang dicanangkan tahun ini.
Hal itu diungkapkan Pemimpin Wilayah (Pimwil) Kanwil Perum Bulog Sulteng, Basirun, di ruang kerjanya, baru-baru ini.
“Realisasinya untuk seluruh Sulteng itu dari target 20.000 ton per Senin (26/10/2020) tercapai 14.185 ton atau 71%,” beber Basirun.
Lanjutnya, pihak Bulog akan terus berupaya meningkatkan capaian tersebut, hingga mendekati target yang telah ditentukan.
Apalagi, kata Basirun, saat ini masih ada beberapa daerah yang melaksanakan panen, meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu besar.
“Di beberapa daerah juga masih ada panen, seperti di Toili (Kabupaten Banggai) sedang panen walaupun tidak terlalu besar. Kemudian di daerah Parigi serta di wilayah Pantai Barat juga ada yang masih kita terus lakukan penyerapan,” ungkapnya.
Dia memerkirakan panen dengan kapasitas tidak terlalu besar di beberapa daerah akan berlangsung hingga bulan November 2020 mendatang. Pada saat itu, ia menargetkan Bulog telah melakukan penyerapan hingga di atas 80 persen dari target.
“Jadi sampai November itu plus minus katakanlah sudah bisa 80% ke atas. Insya Allah stok kita juga aman,” ujarnya.
Dalam penyerapan hasil panen tersebut, tambahnya, Bulog tetap memerhatikan dan menjaga ketentuan standar kualitas. Olehnya, tidak semua hasil panen petani dapat masuk ke gudang Bulog.
“Harga juga turut berpengaruh. Apakah harganya Rp8.300 masuk di gudang Bulog dengan kualitas yang standar. Kalau panen gadu bagus dan harganya tinggi, mereka (petani) kan menjualnya ke pasar umum juga, karena pasar umum biasanya di akhir tahun lumayan tinggi serapannya. Bukan hanya di Sulteng, tapi sampai ke luar daerah seperti Gorontalo dan bahkan sampai ke Manado juga itu beras-beras dari Parigi,” pungkasnya. IEA