POSO, MERCUSUAR – Dinas Pertanian Kabupaten Poso mencatat dalam kurun sebulan terakhir, ribuan ekor ternak babi mengalami mati mendadak. Kondisi ini disebut menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi para peternak babi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno Teguh mengungkapkan, kematian ternak babi secara massal karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika, yakni virus penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen.
“Virus African Swine Fever sangat tahan hidup di lingkungan, serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan,” jelas Suratno, Senin (22/5/2023).
Ia menyebutkan, kematian ribuan ekor ternak babi di Kabupaten Poso awalnya ditemukan di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, pada perayaan Hari Raya Nyepi lalu. Hanya dalam waktu dua malam, seribuan ternak babi milik warga mati di kandang.
“Hanya dalam waktu dua malam, seribu lebih ekor ternak babi berbagai ukuran dan umur mati di kandang. Masing-masing dari yang masih genjik (anakan) sampai umur dewasa, jantan maupun betina,” ungkapnya.
Berdasarkan kejadian itu, lanjut Suratno, pihaknya langsung menurunkan tim ke lapangan mengambil spesimen untuk dikirim ke Laboratorium Veteriner di Maros, Sulawesi Selatan.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Maros, dinyatakan positif terserang virus ASF,” ujarnya.
Dengan adanya kejadian tersebut, Dinas Pertanian Poso segera berkoordinasi dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng, untuk mendapatkan bantuan obat-obatan serta cairan disinfektan untuk membantu peternak semaksimal mungkin. ULY