Satgas Pengawasan BBM Lanjutkan Pantau SPBU

PALU, MERCUSUAR – Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG 3 kg bentukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng, terus melakukan pemantauan ke sejumlah SPBU di Kota Palu, untuk memastikan penyaluran BBM bagi masyarakat berjalan lancar, utamanya jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Salah satu tim Satgas, yang dikomandoi Kepala Seksi Pengawasan Barang dan Jasa, Tertib Niaga dan Penegakan Hukum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Ridwan N. Ali, melakukan monitoring ke SPBU Soekarno-Hatta, SPBU Boyaoge, dan SPBU Dewi Sartika, Jumat (23/12/2022).

“Kehadiran kami untuk mengecek jumlah ketersediaan BBM jelang Nataru. Kami memastikan tidak ada kendala-kendala penjualan BBM ke masyarakat, dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru,” ujarnya ke pengelola SPBU yang dikunjungi.

Dari hasil monitoring di lokasi-lokasi tersebut, tim menyimpulkan bahwa pengelola sudah melayani konsumen sesuai ketentuan pemerintah, terkait pembelian BBM bersubsidi maupun nonsubsidi.

Misalnya, pada pembelian menggunakan jerigen baru dilayani operator jika konsumen dapat menunjukkan surat rekomendasi dari dinas terkait.

Dari hasil pengamatan, pengelola SPBU Soekarno-Hatta dan Dewi Sartika mengalami masalah yang sering terjadi, yakni antrean panjang kendaraan yang membeli bahan bakar Bio Solar. Keterlambatan masuknya Bio Solar, menurut pengelola, merupakan sumber masalahnya.

Padahal, diakui, pasokan Bio Solar untuk SPBU Soekarno-Hatta dan SPBU Dewi Sartika terbilang mencukupi, masing-masing sebanyak 16 kiloliter perhari dan 8 kiloliter perhari. Sedangkan SPBU Boyaoge sudah tidak menjual Bio Solar.

Selanjutnya untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite pada ketiga SPBU tersebut bervariasi, yakni SPBU Dewi Sartika 16 kiloliter perhari, SPBU Boyaoge 24 kiloliter perhari dan SPBU Soekarno-Hatta 40 kiloliter perhari.

Sementara BBM nonsubsidi jenis Pertamax dibatasi hanya 8 kiloliter perpekan untuk SPBU Soekarno-Hatta dan SPBU Boyaoge, sedangkan untuk SPBU Dewi Sartika sebanyak 8 kiloliter perbulan.

Khusus BBM jenis Pertamax Turbo hanya tersedia di SPBU Boyaoge dengan kuota 8 Kiloliter/bulan.

Terkait masalah antrean panjang di SPBU, Koordinator Tim Satgas, Ridwan N. Ali menyarankan ke pengelola melakukan pengaturan jalur antrean dan pemberian papan petunjuk di area SPBU, agar antrean dapat terkelola dengan tertib.

“Untuk pembelian BBM menggunakan jerigen, dipastikan betul bahwa surat rekomendasi yang dibawa konsumen bukan surat abal-abal,” harapnya.

Ia juga meminta kerja sama pihak SPBU dalam mengawasi dan mengantisipasi oknum nakal yang sengaja membeli BBM bersubsidi berulang kali, bahkan mengakalinya dengan menggunakan tangki modifikasi.

“Saya minta hal-hal ini dapat diawasi dengan ketat, supaya BBM tidak disalahgunakan,” pesan koordinator tim ke pengelola SPBU.

Turut serta dalam anggota tim monitoring, Ari Bintang Prakosa Sejati dari Kejaksaan Tinggi, Rasmin dari Satpol PP, Nuryadin dari Dinas Perhubungan, dan Khaerudin Saleh dari Biro Administrasi Perekonomian. */IEA

Pos terkait