Sekdaprov Minta Program KKBPK Lebih Mendasar

FOTO SEKDAPROV HARGANAS

PALU, MERCUSUAR – Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sulteng, Mohammad Hidayat Lamakarate meminta agar semua unsur terkait harus memiliki konsep-konsep program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) lebih mendasar hingga bisa meyakinkan mitra kerja

Hal itu disampaikan Sekdaprov dalam sambutannya saat menjadi inspektur upacara dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke- XXVI tahun 2019 yang jatuh pada 3 Juli mendatang di halaman kantor BKKBN Sulteng, Jumat (28/06/2019).

Ia juga meminta stakeholder lain untuk meyakinkan dengan berdasar data-data riil di lapangan.

“Bila 30 atau 40 tahun yang lalu program Keluarga Berencana (KB) bisa berhasil menekan dan bisa mengendalikan lebih kurang 100 juta jiwa. Lalu konsep apa yang ingin kita bawa di era bonus demografi yang saat ini, karena akan menyongsong Indonesia emas tahun 2045,” ujarnya.

Dikatakan Sekdaprov, dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014,  walaupun kewenangan jelas sudah terbagi dengan pemerintah daerah, baik BKKBN maupun provinsi harus mengawal program KKBPK sampai pemerintah daerah siap menjalankan kewenangan tersebut.

Disamping itu, pengelolaan tenaga penyuluh lapangan KB dan petugas KB harus mendapat penanganan khusus dari semua pihak.

Menurutnya, Kampung KB yang sudah dibentuk dan dicanangkan belum maksimal, karena belum ada kegiatan yang nyata dari sektor terkait. Padahal Kampung KB pada dasarnya merupakan upaya program pengelolaan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kampung KB tersebut.

Olehnya, ia berharap kedepan, slogan Kampung KB dibuat slogan seperti Harganas saat ini. “Misalnya Kampung KB, kampung kita semua, karena Kampung KB bukan hanya milik BKKBN,” ujar Sekdaprov.

Jadi, sambungnya, pola pikir tidak hanya berhenti di out put tetapi sudah lebih ke dampak, karena Kampung KB digarap secara berkelanjutan.

Pada kesempatan itu, Sekdaprov mengapresiasi pelaksanaan upacara itu, karena merupakan instansi pertama yang berhasil melaksanakan upacara dengan peserta menggunakan pakaian adat.

“Di tempat ini kita bangga bisa menunjukkan Nasionalisme kita, kebersamaan kita. Artinya, persamaan itu ternyata menjadi lebih baik daripada kita selalu berbeda walaupun hari ini kita menggunakan pakaian adat yang berbeda-beda,” katanya.
Dia berpendapat, sesungguhnya hal itu menunjukkan bahwa dalam keseharian tidak pernah berbeda, karena bekerja dalam satu kesatuan dan dalam satu semangat bahwa semua ini adalah warga negara Indonesia, dimanapun berada tetap bersatu. “Perbedaan adalah sebuah rahmat dan perbedaan itu bukanlah sesuatu yang harus dibedakan,” tutupnya.

Diketahui, puncak peringatan Harganas akan diselenggarakan di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan pada 3 Juli 2019 mendatang. BOB

Pos terkait