Sekprov Tinjau Lab Kultur Jaringan DKP

FOTO HLLL DKP

PALU, MERCUSUAR – Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng, Dr Moh Hidayat Lamakarate meninjau laboratorium (lab) budidaya rumput laut sistem kultur jaringan, yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng, Jumat (7/8/2020).

Dalam kunjungan tersebut, Sekprov mengapresiasi upaya DKP Sulteng menjadikan Provinsi Sulteng menjadi sentra produsen rumput laut berbasis kultur jaringan.

“Jadi sekarang tinggal dibuat program pengembangan rumput laut, dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat,” pesannya.

Benih rumput laut kultur jaringan dinilai memiliki keunggulan-keunggulan dibanding benih lainnya, seperti pertumbuhan yang lebih cepat, harga jual ekonomi lebih tinggi dan kebal terhadap penyakit.

Olehnya Sekprov berharap agar budidaya rumput laut kultur jaringan di Sulteng makin diperluas, karena ketersediaan benihnya saat ini sangat melimpah.

Kepala Seksi Pengembangan Budidaya DKP Sulteng, Budiyanto Somba menerangkan bahwa benih rumput laut kultur jaringan yang dikembangkan memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah waktu pertumbuhan yang cepat.

“Hanya 30 hari siap dipanen. Rumput laut ini cocoknya dilakukan di perairan yang bergelombang, supaya maksimal,” terangnya.

Setelah panen, kata Budiyanto, harga benih rumput laut kultur jaringan tersebut mulai dari Rp18.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Hal itu menjadikan nilai ekonominya lebih tinggi dibanding rumput laut biasa. “Pihak Kementerian Perikanan dan Kelautan belum lama ini juga mengapresiasi hasil budidaya rumput laut kultur jaringan di Kabupaten Banggai Kepulauan yang potensial,” katanya.

Diketahui, keberadaan lab satelit pengembangan budidaya rumput laut berbasis kultur jaringan DKP Sulteng merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara DKP Sulteng bersama SEAMEO Biotrop, terkait pengembangan bibit rumput laut dengan metode kultur jaringan.

Lab satelit tersebut bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat pengembangan bibit serta pendistribusian kepada masyarakat, yang sebelumnya masih didatangkan dari luar Sulteng. Kerja sama pengembangan bibit rumput laut kultur jaringan tersebut, telah dilakukan DKP Sulteng bersama SEAMEO Biotrop sejak Februari 2019.

Metode pembibitan kultur jaringan, dipandang sebagai salah satu cara untuk menggenjot kembali produksi rumput laut di Sulteng. Sebab bibit yang dihasilkan merupakan bibit unggul hasil dari penelitian lab dan dapat bertahan hingga keturunan ke-22. IEA

Pos terkait