PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng menyebutkan bahwa pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 banyak menghadapi kendala.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BPS Sulteng, Dumanggar Hutauruk saat bertemu Gubernur Sulteng, Longki Djanggola yang didampingi didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra, Faisal Mang serta Kepala Badan Kependudukan dan Catatan Sipil Sulteng, Abdul Haris Yotolembah di ruang kerja Gubernur, Rabu (20/1/2021)
Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra, Faisal Mang, Kepala Badan Kependudukan dan Catatan Sipil Sulteng, Abdul Haris Yotolembah menerima kunjungan Kepala Badan Statistik (BPS) Sulteng, Dumanggar Hutauruk di ruang kerja gubernur, Rabu (20/1/2021).
Dalam pertemuan itu, Kepala BPS Sulteng, Dumanggar Hutauruk menyampaikan bahwa hasil pelaksanaan Sensus Penduduk Tahun 2020. Ia menyebutkan banyak kendala yang dihadapi.
Menurutnya, Sensus Penduduk secara online menemui kendala, antara lain ada masyarakat yang belum memiliki smartphone sehingga tidak mencapai target.
Demikian saat dilakukan pendataan langsung pada masyarakat, kendalanya pendemi Covid-19.
“Dengan ada Covid-19 masyarakat tidak mau ketemu dengan petugas. Tetapi kita bersyukur selama dibantu Ketua RT dan perangkat desa,” katanya.
Pada kesempatan itu, Dumanggar juga menyampaikan pada Gubernur undangan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk dapat hadir secara virtual dalam penyampaian hasil Sensus Penduduk Tahun 2020.
Sementara itu, Gubernur mengapresiasi kinerja BPS dalam pelaksanaan Sensus Penduduk 2020.
“Kita bersama-sama dapat menyaksikan besok hasil sensus tersebut sehingga dapat diketahui,” tutur Gubernur.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada BPS dan jajarannya, serta mengatakan bahwa pemprov akan terus bekerja sama dengan semua pihak dalam pembangunan di daerah untuk kepentingan masyarakat di Sulteng.
PENDUDUK HAMPIR TIGA JUTA
Kepala Badan Kependudukan dan Catatan Sipil, Abdul Haris Yotolembah melaporkan bahwa sampai dengan pertengahan 2020, jumlah penduduk Sulteng sudah hampir mencapai tiga juta jiwa.
“Hal ini sesuai dengan NIK (Nomor Induk Kependudukan),” tuturnya. BOB