Sepanjang Tahun 2024, Kejahatan Konvensional Mengalami Peningkatan

Kapolres Poso, AKBP Arthur Sameaputty (tengah) didampingi Wakapolres dan sejumlah Kasat saat menggelar jonferensi pers akhir tahun, Senin (30/12/2024). FOTO: RUSLI/MS

POSO, MERCUSUAR – Kapolres Poso, AKBP Arthur Sameaputty menyampaikan terjadi tren kenaikan kasus kejahatan konvensional dari tahun 2023 dibanding tahun 2024, di wilayah hukum Polres Poso. 

“Jumlah kasus kejahatan konvensional tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2023 lalu terjadi 172 kasus, sementara tahun 2024 ini terjadi 294 kasus atau naik sebesar 71 Persen,” kata Arthut saat menggelar konferensi pers akhir tahun, di aula Andi Sapa Sudirman Mako Polres Poso, Senin (30/12/2024).

“Dari jumlah kasus tersebut, sudah 185 kasus yang selesai kita tangani hingga tahap P21,” sambungnya.

Arthur yang didampingi Wakapolres, Kompol Anton Mohamad, Kasat Reskrim, AKP Tony, KBO Lantas, Ipda Rivan, Kasat Narkoba, AKP Muliady, dan Kasi Humas, AKP Basirun Laele juga menyebut dari berbagai kasus kejahatan yang terjadi, terdapat tiga kasus yang menonjol, yakni pencurian biasa 69 kasus, penganiayaan 41 kasus, serta pencurian dengan pemberatan (curat) yang mencapai 37 kasus.

“Kasus pencurian ini juga mengalami kenaikan 69,5 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk kasus penganiayaan mengalami penurununan sebesar 10 persen jika dibanding tahun sebelumnya,” tambah Arthur.

Selain itu, tindak pidana Narkotika dilaporkan terjadi 23 kasus sepanjang tahun 2024 dengan jumlah tersangka sebanyak 47 orang. Dari jumlah tersebut, yang sudah masuk tahap P21 sebanyak 16 kasus, SP3 1 kasus, dan 6 kasus di antaranya masih dalam tahap penyidikan. 

“Untuk kasus tindak pidana narkotika ini, jumlah barang bukti yang diamankan berupa 487,31 gram narkotika jenis sabu-sabu,” ujar Arthur.

Pada kesempatan tersebut, ia juga mengungkap beberapa perkara menonjol serta sempat menjadi perhatian masyarakat, seperti kasus pembunuhan anak di bawah umur yang terjadi di kos-kosan di Kelurahan Tawongan Kecamatan Poso Kota Utara.

Kasus tersebut, kata Arthur, menjadi perhatian serius dan hingga kini masih terus diproses dan didalami. 

“Khusus kasus pembunuhan anak di bawah umur, saat ini kita terus melakukan pengembangan penyidikan dengan mengirim sampel DNA ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri. Hingga kini sudah ada 17 orang saksi yang kita periksa dan dimintai keterangan,” jelas Arthur.

Ia meminta agar masyarakat Poso sedikit bersabar untuk mengetahui siapa pelaku di balik kejadian tersebut, memercayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian yang saat ini terus melakukan pengembangan penyidikan.

“Kita berharap dalam waktu dekat kasus ini bisa terungkap, karena masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan. Polisi tentu tidak ingin gegabah dalam menentukan tersangka di balik kasus ini. Tolong masyarakat bersabar menunggu hasilnya,” pintanya. 

Kasus lain yang juga diakuinya menjadi perhatian masyarakat, yakni perkara pengeroyokan yang terjadi di GOR di Kelurahan Lawanga Tawongan, serta perundungan dan kekerasan terhadap siswa di salah satu SMA di Poso, juga masih terus didalami dan ditangani secara serius oleh pihak penyidik Polres Poso. ULY

Pos terkait