SIGI, MERCUSUAR – Yayasan Penabulu Palu membangun Sentra Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Mataue, Dusun II, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi. Ini merupakan pasar pertama di Kecamatan Kulawi yang dibangun untuk membangun kembali perekonomian masyarakat di masa pemulihan bencana dan pandemi COVID-19.
Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Sigi, Sisliandy telah meresmikan Sentra UMKM itu pada Kamis (29/10/2020).
Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Kaharuddin saat peresmian pasar mengatakan selain UMKM nantinya oleh pengurus pasar bisa membuka koperasi bagi para pedagang yang terdaftar dan rutin berjualan di Sentra UMKM.
Menurutnya, pandemi COVID-19 cukup menghantam pendapatan masyarakat, sehingga dengan adanya Sentra UMKM dapat membantu perekonomian masyarakat melalui transaksi jual beli di pasar.
Kaharuddin mengatakan Sentra UMKM ini merupakan bantuan jangka panjang untuk masyarakat di Kecamatan Kulawi. Manfaatnya tidak hanya untuk pedagang di Kecamatan Kulawi, melainkan juga akan diberi kesempatan untuk pedagang di Kabupaten Sigi dan Kota Palu untuk memanfaatkan lokasi pasar.
“Diutamakan masyarakat di Kecamatan Kulawi, untuk pedagang dari luar akan diatur soal batas jumlah pedagang. Selain itu juga akan dibahas soal hari operasional pasar,” ujarnya.
Dia juga sangat mengapresiasi Sentra UMKM yang tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat, dimana pengunjung diwajibkan menggunakan masker, mencuci tangan ditempat yang sudah disediakan, mengukur suhu tubuh dan lakukan jaga jarak antar pedagang dengan pembeli maupun pembeli dengan pengunjung lainnya.
“Di tengah pandemi ini perlu diterapkan protokol kesehatan sehingga disamping akan ada pertumbuhan ekonomi masyarakat, ya taat aturan juga demi kebaikan kita semua,” ungkapnya.
Astrit (52) adalah salah seorang pedagang yang beruntung. Ia baru saja mendaftarkan diri sebagai UMKM di Kabupaten Sigi dan diizinkan berdagang di Sentra UMKM.
Menurut Astrit, pasar pertama ini membuka peluang bagi masyarakat di Kecamatan Kulawi yang perekonomiannya kandas akibat bencana dan ditambah pandemi COVID-19.
Sebelum berjualan di pasar, Astrit yang juga petani itu hanya menawarkan dagangannya kepada pedagang yang akan berjualan di Kota Palu. Bahkan Astrid mengungkapkan bahwa untuk menghindari hasil kebun terbuang percuma, makai a memilih menjual begitu saja.
“Kalau sudah ada pasar begini, ya kita bisa jual langsung hasil kebun. Kami juga jadi semangat juga berkebun,” kata Astrit. TIN