PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Badan Karantina Indonesia (Barantin) siap mengawal persiapan audit kebun dan rumah kemas durian asal Sulteng, sehingga tidak menjadi hambatan dalam proses ekspor durian ke Tiongkok.
Hal tersebut disampaikan Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, saat melakukan rangkaian kunjungan kerja ke kebun dan rumah kemas (packing house) durian di Kabupaten Parigi Moutong, Selasa (20/2/2024).
“Tujuan dari kunjungan lapangan ini, adalah guna memastikan persyaratan yang diminta oleh Tiongkok dapat kita persiapkan dengan baik, dan durian kita tembus sampai ke Tiongkok,” jelas Sahat.
Dalam kunjungannya ke kebun durian di Parigi Moutong, Sahat juga membuka sesi sharing dengan petani durian, terkait hal-hal yang menjadi kendala produksi, di antaranya meliputi ketersediaan pupuk, kebutuhan air untuk pertanian di pegunungan, dan masalah penyakit.
“Tiga isu terkait pupuk, mata air dan masalah penyakit menjadi catatan bagi kita, untuk segera ditindaklanjuti,” ungkap Sahat.
Saat mengunjungi rumah kemas milik PT FXX dan PT ADI, Sahat menerangkan bahwa pada dasarnya kebun dan rumah kemas durian tersebut telah siap untuk diaudit oleh Pemerintah Tiongkok (GACC).
“Kita sebenarnya sudah ready, siap diaudit oleh Tiongkok. Kebun dan rumah kemas ini sudah siap, semua traceability atau ketertelusurannya ada. Kita sudah bersurat ke GACC, tinggal menunggu kabar dari GACC,” terang Sahat.
Menurutnya, ketika suatu daerah telah dicanangkan sebagai kota durian, artinya telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah, termasuk terkait anggaran. Sementara Barantin bertugas memberikan bantuan pada hal-hal yang masih dianggap kurang.
Ia juga menyampaikan harapan kepada asosiasi durian, khususnya di Parigi Moutong, untuk menjadi asosiasi yang kompak dan saling membantu, sehingga dapat saling memperkuat ekspor durian.
“Harapan saya asosiasi durian ini bisa kompak dan kuat. Saling membantu sehingga tidak perlu ada kompetisi yang kurang baik. Ke depan, lebih baik lagi petani dan pengekspor durian dapat memiliki peran untuk menentukan atau mengendalikan harga,” cetus Sahat.
Melihat potensi durian yang menjanjikan, Sahat berharap masyarakat yang memiliki lahan untuk dapat ikut serta menanam durian.
“Saya harap, durian kita bisa menjadi primadona, dan durian Indonesia dapat menguasai pasar dunia,” tutup Sahat. */ABS