Sigi Kembangkan Budidaya Ikan Sistem Bioflok

FOTO HLLL DKPP SIGI

SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) mengembangkan budidaya ikan dengan teknologi sistem bioflok.

Demikian dikatakan Kepala Dinas KPP Sigi, Rahmad Iqbal Nurkhalish kepada wartawan media ini, Senin (10/2/2020).

Menurutnya, pengembangan budidaya ikan sistem Bioflok sudah dilakukan di beberapa lokasi diantaranya di hunian sementara (Huntara) di Desa Lolu dan di halaman Kantor Dinas KPP Sigi.

Program tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dari sektor perikanan.

“Dalam budidaya ini, ikan nila dipilih sebagai komoditas lanjutan sistem bioflok. Karena ikan nila termasuk kelompok herbivora, hingga proses pembesarannya lebih cepat,” jelasnya.

Selain itu, ikan nila juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme, yaitu bakteri, algae, zooplankton, fitoplankton dan bahan organik sebagai bagian sumber pakannya. Hal Itu menguntungkan dalam budidaya di kolam.

Budidaya ikan nila sistem bioflok, lanjutnya, memiliki sejumlah keunggulan, seperti meningkatkan kelangsungan hidup (survival rate/SR) hingga lebih dari 90 persen dan tanpa pergantian air.

Kemudian air bekas budidaya juga tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinergikan dengan budidaya tanaman, misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan.

“Hal ini dikarenakan adanya mikroorganisme yang mampu mengurai limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman,” ungkap Iqbal.

Dalam budidaya ikan nila sistem bioflok, katanya, yang perlu dijaga adalah kandungan oksigen yang larut di dalam air. Sebab oksigen, disamping diperlukan ikan juga untuk pertumbuhan, serta diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan kotoran atau sisa metabolisme di dalam air.

“Pada ikan nila, kadar oksigen terlarut (DO) di dalam media sebaiknya dipertahankan minimal 3 mg/L,” tutup Iqbal. AJI

Pos terkait