POSO, MERCUSUAR – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Poso, H Makmur Muh Arief menyebutkan salah satu poin penting dalam upaya deradikalisasi di tengah-tengah masyarakat adalah sentuhan silaturahmi yang dilakukan terus menerus.
Menurutnya, tingginya intensitas silaturahmi serta sosialisasi di tengah masyarakat menjadi salah satu cara ampuh yang baik dalam mencegah timbulnya bibit-bibit terorisme di masyarakat.
Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Forum Diskusi Membangun Sinergitas Pelaksanaan Deradikalisasi dan Kontra Radikalisasi Dalam rangka Menciptakan Poso Yang Aman Dan Bebas Dari Ancaman Terorisme, yang dilaksanakan Densus 88 di Aula Kemenag Poso, Jumat (18/6/2021).
“Sentuhan dari masyarakat ini sangat penting. Deradikalisasi bukan sebuah proses yang instan. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan dari program ini. Pertama adalah faktor internal, yaitu pribadi masing-masing individu. Kedua adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan masyarakat,” jelas Makmur.
Dia juga berharap para penyuluh agama dapat berperan sebagai pihak pertama yang berhadapan dengan masyarakat, dalam upaya deradikalisasi. Para penyuluh harus bersinergi dan melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dalam membina serta membangun jiwa dan mental masyarakat.
Ia mengajak kepada penyuluh agama, Kemenag, TNI dan Polri serta Pemda untuk bersatu dan bersinergi untuk menangkal paham radikalisme di Kabupaten Poso.
“Kita sadar bahwa pembangunan fisik harus di bangun, akan tetapi pembangunan jiwa dan mental juga jauh lebih penting saat ini. Marilah kita berprinsip seperti sapu lidi, dari satu kalau dijadikan satu ikat besar, Insya Allah akan kuat,” tegasnya.
Selain Kepala Kantor Kemenag Poso, Kegiatan Forum Diskusi ini turut diikuti Tim Diskusi dari Densus 88, Kepala KUA se Kabupaten Poso dan para penyuluh Agama Islam PNS dan Non-PNS se Kabupaten Poso.
Di penghujung kegiatan, seluruh perwakilan yang hadir menyatakan sikap untuk bersama-sama bersinergi melawan radikalisme dan terorisme demi terwujudnya Poso yang aman, dan menuju masa depan yang lebih baik. IEA/*