Simulasi Bencana, Labuan Beru Digoyang Gempa

Simulasi penyelamatan korban bencana oleh tim kesehatan, di labuan Beru, Kamis (20/6/2024). FOTO: ANDI BESSE/MS

PALU, MERCUSUAR – Tepat pukul 08.00 WITA pada Kamis (20/6/2024) terjadi guncangan dengan skala MMI 5,2 pada koordinat 00°06’56” LS dan 119°49’05” BT kedalaman 25 KM, yang tidak berpotensi tsunami, di pesisir pantai Labuan Beru Kelurahan Mamboro Barat Kecamatan Palu Utara.

Dikabarkan empat warga menjadi korban yang hilang, setelah tim Basarnas turun mengevakuasi korban-korban yang ditemukan dalam keadaan luka parah. Dua di antaranya telah meninggal dunia.

Demikian skenario Simulasi atau pelatihan penaggulangan kebencanaan, yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, di lapangan sepak bola Labuan Beru, melibatkan warga setempat.

Kelurahan Mamboro Barat yang berada di pesisir Pantai di Kota Palu, menjadi salah satu daerah yang terdampak bencana, terutama tsunami pada tahun 2018 silam.

“Oleh karena itu, dilakukan simulasi Kebencanaan di seluruh wilayah Kota Palu yang berbatasan langsung dengan teluk. Sehingga masyarakat menjadi terlatih, dapat memahami langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri, mana kala suatu ketika terjadi gempa bumi yang disusul tsunami,” jelas Kepala BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon.

Ia memaparkan, terdapat 15 kelurahan yang berada di tepi pantai pada bagian Timur Kota Palu, mulai dari Kelurahan Silae, Lere, Ujuna, Besusu Barat, Talise, Tondo, Mamboro hingga Pantoloan Boya.

Sebelumnya, Sekretaris Kota (Sekkot) Palu ,Irmayanti Pettalolo dalam sambutannya menyebut bahwa peringatan tersebut merupakan momentum penting bagi semua, untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami.

Apalagi, kata Irmayanti, Kota Palu merupakan daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

“Pengalaman pahit yang kita alami pada tahun 2018 menjadi pelajaran berharga, bahwa kesiapsiagaan dan pengetahuan tentang evakuasi sangatlah penting, untuk mengurangi dampak bencana,” ujar Irmayanti.

Menurut Irmayanti, kegiatan simulasi bencana yang dilaksanakan merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Palu dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat. Ia menekankan, simulasi bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan latihan yang harus dilakukan secara rutin dan serius. Setiap warga harus memahami apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, di mana titik-titik aman berada, dan bagaimana cara melindungi diri serta keluarga.

“Mari kita jadikan simulasi ini, sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan kapasitas kita bersama. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar kita,” ajaknya.

Irmayanti juga mengajak seluruh masyarakat Kota Palu untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana, mengikuti arahan dan petunjuk dari pihak berwenang, serta saling bahu membahu dalam menjaga keselamatan bersama.

“Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar, dan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Teruslah berlatih, karena kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi risiko dan dampak bencana,” tutup Irmayanti. ABS

Pos terkait