Simulasi Bencana, Siapkan Wani II Sebagai Desa Tangguh Bencana

FOTO HLLL SIMULASI BENCANA DONGGALA

DONGGALA, MERCUSUAR – Sebagai upaya untuk mengenalkan masyarakat soal tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa dan tsunami, Yayasan Arkom menggandeng BPBD dan masyarakat menggelar simulasi bencana program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas dalam rangka membentuk Desa Tangguh Bencana, Sabtu (19/7/2020).

Simulasi yang laksanakan sekira pukul 10.49 Wita di Lapangan Desa Wani II, Kabupaten Donggala itu, dibuka oleh Sekertaris BPBD Donggala Muh Mursyid Sanduan.

Diawali dengan aktivitas warga Desa Wani II, yakni ada yang mandi, menyapu halaman, serta anak-anak sedang asyik bermain di lapangan.

Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan gempa berkekuatan 7,4 SR disertai dengan tsunami. Warga pun kocar-kacir mencari tempat berlindung diiringi suara tangisan dan teriakan minta tolong saling bersahutan.

Saat peristiwa itu terjadi, tim peringatan dini membunyikan kentongan dan mengecek potensi tsunami. Tim evakuasi pun langsung melakukan evakuasi warga ke titik kumpul. Warga pun menuju tempat ketinggian untuk berlindung.

Demikian sepenggal simulasi penanggulangan bencana yang diikuti masyarakat Desa Wani II dengan antusias.

Kepala Desa Wani, Arsyat Hadi mengungkapkan saat gempa 28 September 2018 ada sekitar 500 rumah rusak berat dan ringan di Desa Wani II.

“Saya sangat berterimakasih kepada Arkom telah mengajari warga saya tentang penangananggulangan bencana,” ungkapnya.

Direktur Pelaksana Yayasan Arkom Indonesia, Yuli Kusworo mengatakan simulasi kebencanaan dilakukan untuk mendorong terwujudnya masyarakat Desa Wani II tangguh dalam menghadapi bencana yang terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi serta mendorong kebersamaan.

“Simulasi ini dilakukan untuk menyiapkan masyarakat Wani II dalam menghadapi bencana. Kami berusaha untuk menjadikan Desa Wani II menjadi desa yang tangguh menghadapi bencana,” ucapnya.

Menurutnya proses penyiapan simulasi sudah dilakukan sejak Februari 2020 dalam rangkaian workshop bersama wakil-wakil warga dari lima dusun.

Ia berharap model simulasi penanggulangan bencana serupa akan dilaksanakan di daerah dampingan Arkom lainnya yang ada di Sigi dan Kota Palu

Sementara itu, Sekretaris BPBD Donggala, Muh Mursid Sanduan mengatakan tidak seorang pun bisa memprediksi kapan bencana melanda, termasuk bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, serta Donggala pada 28 September 2018 silam.

“Datangnya bencana seringkali membuat panik warga. Namun tidak bisa dipungkiri, justru kepanikan semacam ini kadang malah menimbulkan banyak korban jiwa,” ujarnya.

Desa Wani II dipilih sebagai tempat simulasi, kata Mursid, karena merupakan salah satu desa yang sangat terdampak saat terjadi bencana 28 September 2018 lalu. Ia berharap adanya simulasi bencana program pengurangan risiko bencana berbasis Desa Tangguh Bencana yang dilaksanakan Arkom itu, masyarakat Desa Wani II dapat memahami tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Usai pelaksanaan simulasi bencana, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung evakuasi Wani II. TIN

Pos terkait