PALU, MERCUSUAR – Sejumlah sineas muda dari Kota Palu menyambut positif gelaran Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI) tahun 2022, yang digelar oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Director and Scripwriter asal Palu, Mohammad Ifdhal, Selasa (8/2/2022) mengatakan, Kemenag secara tepat menjadikan ajang adu bakat seni film pendek sebagai sarana menyampaikan syiar Islam yang moderat. Selain itu, kompetisi tersebut juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan rasa cinta dan bangga generasi muda terhadap seni budaya Islam.
“Audiovisual merupakan medium paling cepat diterima masyarakat untuk menyampaikan informasi, edukasi dan pesan. Bagi anak muda, film adalah media yang pas buat kalangan usia mereka,” kata Ifdhal, yang pada 2018 lalu karya filmnya yang berjudul Lagundi terpilih sebagai film favorit kompetisi film pendek Bank Indonesia.
Jebolan Workshop Penyutradaraan Kinosaurus Jakarta tahun 2020 ini menuturkan, selain berfungsi sebagai sarana penyebaran informasi dan edukasi, festival film juga merupakan ajang silaturahim bertukar pikiran bagi pembuat film dan penontonnya.
Dari tahun 2010 hingga saat ini, lanjut Ifdhal, komunitas film pendek di kota Palu bahkan Sulawesi Tengah bertumbuh dengan sangat baik. Namun, di saat yang bersamaan kegiatan festival daerah masih terbilang cukup sedikit. Sehingga kehadiran KFPI tentu membuka pintu bagi pembuat film untuk menyalurkan bakat.
“Harapan saya, KFPI ke depan tetap tumbuh dan konsisten untuk terus mengapresiasi karya film generasi muda,” ujarnya.
Peraih predikat writer and director film terbaik pada Anti Corruption Film Festival tahun 2020 itu menambahkan, selain menyosialisasikan pemahaman agama dan nilai-nilai moderasi beragama dengan pendekatan agama, KFPI juga merupakan tempat bertumbuhnya bakat-bakat baru filmmaker di daerah, termasuk kota Palu dan Sulawesi Tengah.
Sementara itu, sutradara muda berbakat asal Palu, Yusuf Radjamuda, tak kalah antusias menyambut gelaran KFPI 2022. Usai menerima informasi dari Seksi Penais dan Sistem Informasi Kanwil Kemenag Sulteng, sutradara terbaik di Festival Cinema di Perancis ini seketika menyatakan siap untuk mendukung suksesnya pelaksanaan KFPI.
“Siap pak, saya segera share ke teman-teman komunitas film di Sulteng,” tulis Yusuf melalui akun whatsapp pribadinya.
Pemilik rumah produksi ‘Halaman Belakang Films’ ini bahkan kritis menyampaikan beberapa saran terkait kriteria film yang telah ditetapkan panitia.
KFPI digelar serentak di seluruh Indonesia mulai Februari hingga Agustus 2022. Mengusung tema ‘Ku Syiar Islam dengan Caraku’, ajang tahunan Ditjen Bimas Islam ini memperebutkan total hadiah bagi juara I hingga harapan III tingkat Provinsi sebesar Rp 26 juta. Sedangkan tingkat nasional memperebutkan total hadiah Rp150 juta.
Seleksi penjurian dilakukan dua tahap. Tahap pertama di tingkat provinsi pada Juni hingga Juli 2022. Selanjutnya tiga karya film terbaik setiap provinsi diikutsetakan pada kompetisi tingkat nasional pada Agustus 2022.
“Untuk tingkat nasional, Insyaallah dewan juri diketuai oleh Christine Hakim, tokoh perfiliman Indonesia,” kata Sub Koordinator Seksi Penais dan Sistem Infomasi Kanwil Kemenag Sulteng, Sofyan Arsyad. */IEA