Siswa Gagal Daftar SNBP, MAN 2 Perjuangkan Berbagai Langkah Perbaikan

Nihayati Rugaiyah

PALU, MERCUSUAR – Plt. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Kota Palu, Nihayati Rugaiyah menyebutkan pihaknya telah menempuh berbagai cara, agar ratusan peserta didiknya dapat kembali terdaftar untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), atau seleksi masuk perguruan tinggi tanpa tes. 

Hal itu disampaikan Nihayati, setelah sebanyak 169 siswa eligible dari MAN 2 Kota Palu mengalami gagal finalisasi nilai dan finalisasi data oleh operator pada aplikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk mengikuti SNBP tahun ini.

“Segala upaya kami lakukan, kami tidak tinggal diam, semuanya kami perjuangkan,” tegas Nihayati, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (7/2/2025).

Ia menjelaskan, operator MAN 2 Kota Palu sebenarnya telah menyelesaikan data madrasah, kurikulum dan siswa eligible, namun belum melakukan finalisasi nilai karena harus menunggu perubahan data yang bermasalah pada Education Management Information System (EMIS), yang merupakan sistem pendataan pendidikan Kementerian Agama (Kemenag).

Padahal, lanjut dia, koreksi pembaruan data telah dilakukan pada EMIS sejak bulan Desember 2024. Namun, pada prosesnya, penarikan data oleh PUSDATIN ke SNPMB dari EMIS, justru mengambil data lama yang belum berubah.

“Ternyata data yang ditarik adalah data lama yang belum diperbaiki, padahal kami sudah perbarui data dan ready sejak Desember 2024. Itu ketahuan ketika peserta didik kami tidak bisa bikin akun, yang bersangkutan akunnya bermasalah, dari jurusan yang dia punya adalah MIPA tapi tercatat di jurusan Agama,” tutur Nihayati.

Atas hal tersebut, pihak operator setidaknya 12 kali berupaya melakukan pengajuan perubahan data dan permohonan perpanjangan waktu finalisasi nilai dan kepada heldesk panitia SNPMB, dengan harapan diberikan kesempatan dan hak yang sama bagi setiap siswa. Namun, hal itu tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.

“Kami mendapat jawaban untuk memperbaiki (data) di EMIS, dari EMIS dinyatakan untuk menunggu 24 jam. Kami lalu menyurat ke SNBP, mohon ditarik data sebelumnya dan mengambil data yang sudah diperbaiki, kemudian SNBP masih menjawab untuk perbaiki di EMIS, ternyata EMIS tidak mengubah, jadi itu persoalannya,” ujar Nihayati.

“Yang paling menyakitkan adalah, kami mendapatkan notifikasi bahwa data itu sudah berubah, pada saat dua jam setelah validasi atau finalisasi ditutup (pada 31 Januari 2025),” sambungnya.

Oleh karena itu, tuturnya, ia lalu berinisiatif untuk berangkat langsung ke Jakarta, untuk menemui pihak Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI, pada 4 Februari 2025, agar mendapatkan jalan keluar diberikan akses untuk dapat kembali melakukan finalisasi nilai.

Tidak hanya itu, ia juga mencoba menghubungi pihak di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI, namun tetap mendapatkan jawaban bahwa pihaknya tidak dapat dibukakan akses seperti yang diminta.

“Yang membuat kami cukup kecewa, di dalam maklumat dari panitia disebutkan jika madrasah sudah melakukan finalisasi data kurikulum, data madrasah dan siswa eligible, itu masih bisa melanjutkan prosesnya, karena statusnya tidak selesai. Namun, kami tidak mendapatkan akses, sementara sekolah dan madrasah lain yang statusnya juga tidak selesai itu dapat akses, sedankan kami tidak,” tuturnya lagi.

Pihak MAN 2 Kota Palu juga telah mengeluarkan surat yang ditujukan kepada para orang tua siswa kelas XII, yang berisi penjelasan terkait hal yang terjadi. Dalam surat tersebut, pihak madrasah juga menerangkan masih terus berupaya mengajukan perpanjangan penyelesaian finalisasi pada PDSS, agar siswa masih memiliki kesempatan.

Selain itu, pihak madrasah juga telah melakukan peneguran dan pemberian sanksi bagi operator sesuai ketentuan yang berlaku, sejak tanggal 3 Februari 2025.

Madrasah juga telah beberapa kali melakukan upaya klarifikasi dan diskusi secara langsung kepada siswa eligible, terkait kondisi yang dihadapi. Serta pihak madrasah juga menyediakan opsi kepada siswa sebagai bentuk kompensiasi. Salah satunya berupa pendampingan bimbingan UTBK secara gratis kepada siswa eligible.

“Kami bukan membela diri, tetapi begitulah kondisi yang ada. Ini menjadi pelajaran besar buat kami. Insyaallah, ke depannya banyak yang harus diperbaiki,” pungkas Nihayati. UTM

Pos terkait