SMAN 1 Parigi, Siap Gunakan Absensi Elektronik

Kepala SMAN 1 Parigi, Ardin, menunjukkan kartu absensi elektronik berbasis daring. FOTO: Misbach/MS

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – SMA Negeri 1 Parigi akan meluncurkan absensi elektronik berbasis daring, yang rencananya direalisasikan pada akhir bulan Agustus 2024

“Insyaallah, absensi elektronik ini akan digunakan oleh siswa dan guru, dengan menggunakan kartu yang dipasangi chip,” ujar Kepala SMAN 1 Parigi, Ardin kepada media ini, Sabtu (17/8/2024).

Secara teknis, jelas Ardin, para siswa memegang kartu absensi yang pada waktu masuk maupun pulang akan ditempelkan ke alat yang ada di sekolah. Kehadiran para siswa akan terbaca dan  langsung terhubung ke ponsel orang tua masing-masing, karena ada aplikasi yang akan diunduh orang tua siswa.

“Datangnya terdata, sehingga orang tua siswa mengetahui kalau anaknya benar-benar masuk, pulangnya juga begitu. Orang tua pun tahu, kalau anaknya mengikuti semua proses belajar mengajar. Begitu pula sebaliknya, baik absen maupun bolos juga ketahuan,” urai Ardin.

Saat ditanya soal antsipasi dari pihak sekolah, jika ada siswa yang mencoba memanipulasi kartu, Ardin menyebut pihaknya menempatkan guru piket yang mengawasi proses penempelan kartu, di mana kartu harus sesuai nama siswa. Olehnya, sekolah mewajibkan seluruh siswanya menempelkan nama di baju masing-masing, sehingga petugas piket bisa mengidentifikasi siswa yang masuk dan melakukan proses absensi elektronik.

Begitu juga para guru, lanjut Ardin, semua data guru terintegrasi ke ponsel miliknya. Sehingga ia akan mengetahui siapa saja guru yang hadir, izin atapun tidak hadir.

Selanjutnya, rekapitulasi kehadiran siswa akan terlapor kepada para orang tua. Sementara rekapitulasi jumlah kehadiran guru akan terlapor kepada Kepala Sekolah.

Terkait sumber pendanaan pengadaan sistem tersebut, beber Ardin, pihak sekolah sudah membicarakan dengan Komite Sekolah, khususnya orang tua siswa, dan telah disepakati. Selanjutnya dibagi dengan pendanaan dari pihak sekolah.

“Untuk kartunya, setiap siswa dan guru memegangnya. Jika kemudian ada yang hilang, maka pihak tersebut yang harus menggantinya,” pungkasnya. MBH

Pos terkait