SNA XXVIII Tadulako, Dorong Geliat Ekonomi Pariwisata Donggala

Peserta SNA XXVIII Tadulako berkunjung ke Desa Towale, berinteraksi dengan salah seorang penenun. FOTO: IST.

PALU, MERCUSUAR – Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (Untad) menjadi tuan rumah Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XXVIII. SNA menjadi wadah eksklusif untuk mempresentasikan hasil riset bidang akuntansi oleh para peneliti, pendidik, mahasiswa, dan praktisi dari seluruh Indonesia dan hingga mancanegara.

Manfaat lain adalah terciptanya komunikasi bisnis, ilmiah, budaya, pengenalan objek pariwisata yang akan memberi dampak kepada kehidupan ekonomi masyarakat.

Salah satu agenda wisata yang ditawarkan dalam rangkaian SNA kali ini, adalah kunjungan ke Desa Towale, yang merupakan salah satu desa yang memperoleh penghargaan sebagai desa wisata berkelas dunia, baru-baru ini.

Dalam agenda kunjungan tersebut, para peserta SNA disambut oleh Bupati Donggala, Vera Elena Laruni sebelum berangkat ke Desa Towale.

Vera menegaskan, salah satu kekuatan Donggala terletak pada kearifan budaya dan identitas lokal yang masih terus dijaga, yaitu tenun Donggala.

“Tenun Donggala pernah dipamerkan hingga ke mancanegara, sebagai salah satu ikon warisan budaya Sulawesi Tengah,” ujar Vera.

Pada kesempatan itu, peserta SNA disambut tarian mokambu dan disuguhkan secara langsung proses pembuatan kain tenun donggala setibanya di Desa Towale. Tidak sekedar melihat proses pembuatannya, peserta SNA juga ditawarkan produk BUMDes Gerbang Emas Desa Towale, yang mencerminkan kekayaan budaya dan kuliner lokal.

Vera menuturkan, tenun Donggala tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan simbol sosial dan spiritual. Motif Bomba, misalnya, merepresentasikan keteguhan hati, sedangkan motif Subi melambangkan keanggunan dan kebijaksanaan. Dalam masyarakat setempat, kain tenun kerap digunakan pada upacara adat, pernikahan, hingga penyambutan tamu kehormatan.

Pada kesempatan itu, BUMDes Gerbang Emas Desa Towale mencatat transaksi sekitar Rp42 juta dari penjualan produk unggulan desa, atas kunjungan wisata peserta SNA selama 90 menit.

Kain tenun Donggala, baik motif Subi maupun Bomba, menjadi primadona dengan penjualan puluhan lembar yang mencapai puluhan juta Rupiah. Selain itu, kerajinan tangan seperti topi siga, gantungan kunci, dan bros turut menarik perhatian peserta SNA.

Di sisi lain, kuliner khas seperti kapurung, cendol sagu, dan beragam kue tradisional seperti bagea, rengga, dan baruasa menambah warna pada transaksi ekonomi desa.

Tak hanya Desa Towale, geliat ekonomi juga terasa di sektor pariwisata Donggala. Data menunjukkan adanya transaksi senilai Rp25 juta di destinasi unggulan seperti Pusentasi dan Pantai Kura-kura. Kehadiran peserta SNA dari berbagai daerah mendorong kunjungan wisata, sekaligus memperkenalkan potensi alam Donggala ke audiens yang lebih luas.

SNA XXVIII menjadi contoh kegiatan akademik dapat selaras dengan pemberdayaan masyarakat. Sinergi antara Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untad, Pemerintah Kabupaten Donggala dan pelaku usaha mendorong dampak berantai bagi ekonomi lokal. */IEA

Pos terkait