PALU, MERCUSUAR – Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulteng, Basirun menyebutkan hingga empat bulan ke depan stok beras di seluruh Sulteng masih dalam kategori aman.
Ia mengungkapkan, saat ini Bulog memiliki ketersediaan stok beras di seluruh Sulteng sekira 7.500 ton. Stok tersebut untuk memenuhi operasional normal, operasi pasar dan sebagainya.
“Itu empat bulan ke depan masih aman. Nanti empat bulan ke depan kita juga Insya Allah panen gadu mudah-mudahan cukup bagus, sehingga pasokan untuk kebutuhan masyarakat maupun Bulog juga bisa terpenuhi,” kata Basirun, ditemui di lokasi pasar murah Disperindag Sulteng, Rabu (22/7/2020).
Dia juga mengungkapkan, saat ini realisasi serapan panen lokal di Sulteng telah mencapai sekira 45 persen, yaitu sekitar 11.650 ton dari target sebanyak 25.000 ton.
Saat ini, kata dia, beberapa daerah di Sulteng yang telah dipantaunya seperti Kabupaten Poso, Banggai dan Tolitoli rata-rata sedang dalam masa tanam. Sehingga dalam jangka waktu 1-2 bulan ke depan tidak ada panen dengan jumlah yang signifikan. “Tapi kalau spot-spot kecil untuk kebutuhan masyarakat setempat itu tetap ada. Mudah-mudahan nanti ada tambahan dari panen gadu dengan jumlah yang cukup signifikan, jadi kalau dalam kondisi seperti itu Insyaallah untuk beras tidak ada masalah,” ujarnya.
INVESTASI PASCAPANEN
Basirun menambahkan, saat ini yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas produksi padi di Sulteng adalah melakukan investasi disaat pascapanen.
Ia mencontohkan terkait sarana pengeringan, yang sangat diperlukan ketika panen dalam musim hujan. “Itu petani sangat butuh sarana pengeringan. Saya pikir itu perlu digalakkan investasi dari masyarakat, untuk bisa memperbaiki penggilingan-penggilingan padi sehingga lebih modern,” katanya.
Selain itu, peningkatan mesin penggilingan padi yang lebih modern menurutnya juga diperlukan untuk menghasilkan beras dengan kualitas bagus seperti premium super. “Mesin penggilingan sekarang mayoritas kalau saya lihat masih one pass, artinya sekali proses saja. Artinya untuk menghasilkan beras kualitas bagus, katakan lah premium super itu agak kesulitan. Kalau dengan mesin yang ada, walaupun gabahnya bagus biasanya hasilnya pecahannya terlalu banyak. Kalau dari sisi rasa tidak ada masalah, tapi dari sisi kualitas perlu penggilingan padi yang lebih modern dari yang ada saat ini,” demikian Basirun. IEA