DONGGALA, MERCUSUAR – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah, terus melakukan upaya pecegahan paham radikalisme dan terorisme, kali ini dengan menggelar kegiatan, dengan program, Gerakan Muda Bangga Bernegara (Gembira) Beragama, digelar di Kabupaten Donggala, Senin (25/11/2024).
Ketua FKPT Sulteng, Muh Nur Sangadji, kepada Mercusuar mengatakan, bahwa Gembira Beragama, merupakan kerjasama yang dilakukan oleh FKPT Sulteng dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, yang sudah beberapa kali digelar di Sulteng, sepanjang tahun 2024.
“Kenapa segmen kami, sejak dari beberapa kali gelaran kegiatan, kebanyakan bertemakan anak muda, karena mereka adalah aset bangsa, yang kemudian menjadi sasaran empuk dari kedua paham yang berbahaya ini, disisi lain, kita juga punya tanggung jawab, untuk menjaga mereka, termasuk mendampingi mereka, dalam bermasyarakat,” urai Nur Sangadji.
Banyak anak muda yang kemudian, terjerumus dalam paham radikal, karena tidak memahami agama secara keseluruhan dan tidak memahami agama sebagai pembawa kedamaian, nilai toleransi terkikis, hingga berpotensi untuk dimanfaatkan ke arah yang salah.
“Makanya itu, kami hadir di Kabupaten Donggala, untuk memerkuat pemahaman anak muda terkait konsep beragama, dalam hubungan sesama manusia,” ujar Nur Sangadji.
Sementara itu, penjabat BNPT RI, Eldi Bisma, dalam pemaparan materinya mengatakan bahwa, Gembira Beragama, merupakan salah satu cara, untuk menyosialisasikan program pencegahan radikalisme dan terorisme di masyarakat, khsusunya di Donggala dan Sulteng pada umumnya.
“Diharapkan pengaruh para tokoh itu, dapat menularkan kembali informasi yang mereka sampaikan kepada lingkungan mereka,” katanya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dimana BNPT sebagai sektor terdepan dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Dengan mengkoordinasikan seluruh kementerian dan lembaga yang ada, untuk melaksanakan strategi nasional penanggulangan terorisme guna mewujudkan ketahanan publik melalui peningkatan kesadaran masyarakat.
Sehingga keterlibatan masyarakat yang didukung oleh kolaborasi seluruh komponen bangsa, diman setiap warga memiliki daya cegah, daya tangkal, dan daya lawan terhadap bahaya ideologi kekerasan, radikalisme, dan terorisme.
“Kami juga melakukan penguatan pada pemahaman dan implementasi moderasi beragama,” ujarnya.
Selain itu, diberikan pula pemahaman anti radikalisme dan terorisme kepada para tokoh muda umat beragama dari lintas agama, agar dapat ditransformasikan di lingkungannya masing-masing.
Selain FKPT Sulteng dan BNPT RI, narasumber kegiatan itu, ada juga Sholehuddin Akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama dan Haerolah Muh Arief dari Kementerian Agama Kabupaten Donggala.
Sekedar informasi, sebelumnya, kegiatan FKPt Sulteng dan BNPT RI ini, juga digelar di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parmout, dengan tema dan segmen yang berbeda-beda. */MBH