Tantangan Petugas Pemilu, Rekapitulasi di Atas Air, Pindahkan C1 ke Rumah Warga

Banyak kejadian yang mewarnai hari pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, menjadi cerita unik dan selalu menjadi topik pembicaraan. Salah satunya, saat Tempat Pemungutan Suara (TPS) diguyur hujan lebih dari 24 jam.

Mohammad Misbachudin – Wartawan Mercusuar

Tenda sudah berdiri, bahkan plang nama TPS 7 Desa Lambori Kecamatan Palasa sudah terpasang, sehari sebelum pencoblosan yang digelar pada 14 Februari 2024.

Hujan mengguyur desa paling ujung Utara yang berbatasan dengan Kecamatan Tomini, sejak Selasa (13/2/2024), Namun, hal itu tidak menyurutkan kegiatan para KPPS dan PPS di Desa Lambori, mempersiapkan voting day. Setidaknya sebagaimana yang diutarakan Ketua PPS Desa Lambori, Fitri, kepada Mercusuar, baru-baru ini.

“Kami sebenarnya sudah mengantisipasi akan terjadinya hal ini, dengan menambah meja dan peralatan lainnya, untuk mengamankan agar kotaknya tidak basah,” ujar Fitri.

Benar saja, lebatnya hujan yang terus menerus turun pada hari pencoblosan, mengakibatkan TPS 7 digenangi air hujan, padahal proses penghitungan belum dimulakan.

Genangan air setinggi betis orang dewasa, tidak menyurutkan para petugas KPPS TPS 7, melakukan aktivitasnya di dalam TPS, sebab genangannya masih bisa diantisipasi. Begitu juga dengan para saksi, tetap menginginkan agar perhitungan dilakukan di TPS.

Akhirnya, KPPS mampu menyelesaikan perhitungan sebelum azan subuh berkumandang pada Kamis (15/2/2024), meskipun dilakukan secara hati-hati, karena dikhawatirkan genangan air akan merusak perangkat di TPS.

“Dalam keadaan basah, ditambah genangan air di TPS, kami tetap terus melakukan perhitungan,  sampai prosesnya selesai,” beber Fitri.

Proses perhitungan selesai, namun kondisi TPS masih digenangi air, bahkan terus bertambah volumenya karena intensitas curah hujan semakin meningkat, guyuran hujan belum menujukkan tanda-tanda akan berhenti. Lalu para petugas penyelenggara yakni PPS bersama KPPS bersepakat untuk untuk mengamankan semua perangkat, termasuk C1 plano, di rumah salah seorang warga, agar tidak rusak. 

“Kami pindahkan semua perangkat TPS termasuk barang yang paling berharga, yakni kotak suara, yang didalamnya terdapat C1 plano, ke rumah warga yang letaknya tidak jauh dari lokasi TPS. Pastinya, semuanya dijaga oleh kami sebagai penyelenggara bersapa aparat keamanan, sehingga semuanya dalam keadaan aman,” pungkas Fitri. ***

Pos terkait