PALU, MERCUSUAR – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemkes) baru-baru ini mencanangkan program pencanangan perluasan pemberian imunisasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak-anak perempuan, untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim (serviks).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulteng, dr. Komang Adi Sujendra mengungkapkan, terkait program tersebut di Provinsi Sulteng ditargetkan pemberian imunisasi dapat diberikan kepada 54.882 anak.
“Ini tambahan vaksinasi untuk mencegah kanker serviks. Diberikan kepada anak-anak usia 11—12 tahun atau kelas V SD atau sederajat,” kata Komang, di ruang kerjanya, Selasa (15/8/2023).
Imunisasi tersebut, lanjutnya, akan diberikan sebanyak dua kali, dengan interval antardosis sesuai yang ditentukan oleh Kemkes.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan imunisasi tersebut di lapangan, Komang menyebut pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait, yakni Dinas Pendidikan di tiap daerah.
“Pelaksanaannya diintegrasikan seperti vaksinasi yang lainnya, yakni berjenjang mulai dari provinsi kemudian kabupaten dan kota, lalu ke Puskesmas yang disesuaikan dengan wilayah kerjanya masing-masing,” jelasnya.
Pelaksanaan imunisasi HPV tersebut, lanjutnya, merupakan bagian dari program transformasi di bidang kesehatan, yakni pemberian tiga jenis imunisasi kepada anak, selain imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah pneumonia dan imunisasi Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat.
Pencanangan perluasan pemberian imunisasi HPV secara nasional dicanangkan oleh Kemkes RI pada Rabu (9/8/2023). Pencanangan tersebut secara simbolis dilakukan di SDN 8 Tondano Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Dikutip dari laman resmi Kemkes RI, Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes RI, Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan program tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menjaga masa depan anak-anak perempuan Indonesia agar selalu sehat, terhindar dari kanker serviks yang merupakan kanker penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia.
“’Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks. Tingkat kematian akibat kanker ini mencapai 50 persen, karena mereka datang sudah terlambat. Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks, sudah pasti mahal biayanya. Untuk itu, Kemkes melakukan perluasan HPV secara nasional,” kata Maxi.
Introduksi imunisasi HPV, lanjutnya, sebenarnya telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, mulai dari tahun 2016 di Provinsi DKI Jakarta. Hingga tahun 2021, sudah ada 20 kabupaten dan kota yang melaksanakan imunisasi HPV, yang selanjutnya pada tahun 2022 diperluas ke 112 kabupaten dan kota.
Total terdapat 132 kabupaten dan kota yang telah melaksanakan introduksi imunisasi HPV. Percepatan imunisasi HPV terus dilakukan dengan melaksanakan perluasan secara nasional di seluruh kabupaten dan kota pada tahun 2023.
Maxi menekankan untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90 persen. IEA