PALU, MERCUSUAR – Tahun 2020, Provinsi Sulteng ditarget cetak sawah baru 800 hektare (Ha). Target tersebut adalah bagian dari total target cetak sawah baru secara nasional seluas 10.000 hektare pada tahun 2020.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, Trie Iriani Lamakampali menyebutkan luasan cetak sawah baru tersebut akan dibagi ke beberapa kabupaten yang memiliki potensi untuk pengembangan.
“Dialokasikan kurang lebih 800 hektare kalau tidak ada perubahan, karena ini semua masih berproses termasuk menyangkut revisi-revisi anggaran,” kata Trie, ditemui di ruang kerjanya, Kamis (20/02/2020).
Ia mengaku optimis target tersebut dapat tercapai tahun ini, sebagaimana target cetak sawah baru pada tahun 2019 seluas 1.200 hektare yang terbagi di 7 Kabupaten yakni Poso, Tolitoli, Buol, Banggai, Tojo Unauna, Parigi Moutong, dan Morowali Utara.
“Insya Allah akan tercapai tahun ini. Kalau tahun kemarin 1.200 Alhamdulillah tercapai,” imbuhnya.
Meski telah ditetapkan luasan target cetak baru sawah tahun ini di Sulteng, Trie mengaku pihaknya masih menunggu kepastian pola pelaksanaannya, yakni pilihan antara masih bekerja sama dengan pihak TNI sebagai penggerak di lapangan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, atau kembali dalam benyuk Bansos kredit kelompok yang total biaya pembukaan lahannya masuk ke rekening kelompok, dengan anggaran biaya cetak sawah sekitar Rp16-18 juta per hektare.
“Untuk pola pelaksanaannya kita masih menunggu kepastian sampai akhir Februari seperti apa,” ujar Trie.
Trie mengungkapkan, total jumlah cetak sawah di Sulteng sejak tahun 2015 berada pada angka antara 5.000 hingga 10.000 hektare.
“Dari tahun 2015 data kami itu sudah di atas 5.000-an di bawah 10.000 hektare. Cetak sawah baru diperlukan dalam kaitan menjawab tantangan di tingkat lapangan, yakni begitu banyak terjadinya alih fungsi lahan,” pungkasnya. IEA