PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Kepala Desa (Kades) Catur Karya Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout), I Wayan Rudiasa memberikan apresiasi kepada Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Baturiti, yang meraih kelompok terbaik tingkat Sulteng pada Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) tahap III.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III, baru-baru ini.
“Ini adalah sebuah prestasi membanggakan, yang diraih oleh warga Dusun Baturiti, khususnya petani pengguna air, sebagai kelompok terbaik tingkat Sulteng,” ujar Rudi, sapaan akrabnya, Senin (23/12/2024).
Rudi menambahkan, proses yang dilakukan oleh P3A Baturiti, mulai dari perencanaan sampai pekerjaan irigasi hingga tahapan terakhir, semua dilakukan secara sistimatis dan gotong royong.
Bahkan, Rudi menegaskan, P3A Baturiti benar-benar berkomitmen, dibuktikan dengan salah satu kategori terbaik penilaian dari BWSS, yakni keterlibatan masyarakat secara luas, karena masyarakatnya selalu hadir dalam tiap proses yang dilalui.
Sebagai seorang Kades, kata Rudi, pihaknya juga tidak kenal waktu selalu bersama-sama dengan warga, terus melakukan upaya-upaya serta inovasi, dalam melakukan proses pembangunan irigasi desa. Ia juga menekankan peran pemerintah desa yang terus memotivasi warga dengan beragam cara, agar warga merasa memiliki program yang sedang dijalankan, sehingga selalu hadir dalam setiap pertemuan.
“Daftar hadir selalu penuh dengan nama-nama yang disetor ke BWSS III, yakni P3A Baturiti. Begitu dengan pekerjaannya, termasuk yang rapi dan tertata dengan baik. Bukan hanya jalur irigasinya saja, tetapi juga jalanan menuju persawahan ditata dengan baik,” tambahnya.
Rudi berharap, prestasi yang telah diraih di salah satu dusun di wilayah pemerintahan desa yang dipimpinnya itu, terus memotivasi warga untuk melakukan tindakan yang inovatif dan kreatif, serta terus menjaga aset desa.
“Yang sangat penting, memberikan kontribusi besar terhadap aktivitas pertanian, yakni irigasi desa,” imbuhnya.
Rudi mengakui, ada perubahan signifikan terkait dukungan sistem pengairan di Dusun Baturiti, dengan hadirnya program P3GAI oleh BWSS III. Menurutnya, selama ini petani di Desa Catur Karya hanya mengandalkan jalur irigasi sekunder dengan satu sumber air sungai, yang jika musim kemarau debit air berkurang, maka sedikit pula air yang diterima petani.
Namun saat ini, petani sawah tidak lagi merasa khawatir dengan debit air, karena irigasi yang dibangun berasal dari jalur sungai yang lain.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pendamping program P3ATGAI, yang selama program tersebut dijalankan sudah berupaya maksimal, dan banyak ilmu yang kami dapatkan dalam proses ini,” tutupnya. MBH