PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong (Parmout) berharap kepada seluruh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah itu, agar mampu memanfaatkan limbah durian untuk diolah menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis.
Pesan tersebut disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Parmout, Sofiana pada workshop standarisasi pengolahan durian frozen bagi pelaku usaha, sekaligus penyerahan mesin pencacah kulit durian untuk pembuatan pupuk kompos, kepada Pondok Durian Sulawesi, di Desa Masari Kecamatan Parigi Selatan, Rabu (13/11/2024).
“Kami berharap melalui workshop ini, pelaku UMKM dapat memahami tata cara tentang standarisasi pengolahan durian frozen yang baik, dan bagaimana memanfaatkan limbah durian sehingga bisa bernilai ekonomis,” ujar Sofiana.
Dia menuturkan, upaya tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan produktivitas UMKM, menurunkan angka kemiskinan dan terciptanya lapangan kerja baru di Kabupaten Parmout.
Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2025 nantinya, Dinas Koperasi dan UKM telah mengagendakan pelatihan bagi pelaku UMKM tentang cara mengolah limbah biji durian sehingga bisa bernilai ekonomis.
“Agenda ini rencanannya akan terlaksana di 2025. Kami berjanji akan memberikan kemudahan bagi seluruh pelaku UMKM, khususnya durian di Kabupaten Parmout, baik itu melalui pelatihan, promosi produk hingga pemberian bantuan kebutuhan di rumah produksi,” ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bupati Parmout Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Lewis mengatakan tujuan pelaksanaan workshop tersebut untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis bagi para pelaku UMKM serta Industri Kecil dan menengah (IKM), dalam memanfaatkan potensi durian secara optimal.
“Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk-produk olahan durian, menciptakan lapangan kerja, serta mendukung perekonomian daerah melalui sektor pertanian dan industri berbasis pertanian,” ujar Lewis.
Menurutnya, hal tersebut karena tanaman durian merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Parmout. Tidak hanya dikenal sebagai buah dengan rasa yang khas, akan tetapi durian juga memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Meskipun demikian, ungkap Lewis, sampai saat ini masih banyak masyarakat ataupun pelaku usaha yang hanya mengenal durian dalam bentuk buah segar, dan dapat dinikmati pada musim panen saja.
Padahal menurutnya, jika diolah dengan baik, durian dapat menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis. Contohnya seperti dodol durian, selai durian, keripik durian, dan bahkan produk olahan lainnya.
“Berbagai olahan durian tersebut memiliki potensi pasar yang luas, baik di dalam maupun luar negeri,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, sampai saat ini potensi Durian Montong Kabupaten Parmout, belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan optimal. Hal itu dikarenakan masih banyak durian segar yang dijual tanpa adanya nilai tambah, sehingga pendapatan petani dan pelaku usaha belum maksimal.
Untuk itu, ia berharap ke depan, para pelaku UMKM dan IKM mampu meningkatkan keterampilan, menambah pengetahuan tentang teknik pengolahan durian, serta memahami penggunaan teknologi dalam proses produksi dan pemasaran. Selain itu, pelaku usaha juga mampu menciptakan pengemasan produk yang menarik dan higienis serta memahami pengelolaan usaha yang baik.
“Hal utama yang harus diketahui pelaku usaha dalam pemasaran, yaitu kualitas dan inovasi dalam setiap produk yang dihasilkan harus benar-benar efektif. Sebab, masyarakat saat ini semakin peduli dengan kualitas, baik dari segi cita rasa, kebersihan, hingga kemasan. Olehnya saya mengajak para pelaku usaha di Parmout, untuk terus berinovasi dan menjaga standar kualitas produk olahan durian yang dihasilkan, sehingga dapat semakin dikenal dan diminati pasar,” pungkas Lewis. AFL