UMKM Rizqa Mulia, Olah Biji Durian Jadi Komoditas Beromzet Jutaan

Proses pengemasan produk olahan keripik biji durian milik UMKM Rizqa Mulia di Desa Olaya Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong. FOTO: ABDUL FARID/MS

Berlimpahnya biji durian pada musim panen, belum banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat. Padahal jika diolah dengan baik, biji durian tersebut berpotensi menjadi produk makanan bernilai ekonomis. Sebagaimana yang dilakukan Zulfian MS, pemilik UMKM Rizqa Mulia yang beralamat di Desa Olaya Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout).

ABDUL FARID LUMPATI – WARTAWAN MERCUSUAR

Berbekal pengalaman dan pengetahuan dari berbagai pelatihan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Parmout maupun Provinsi Sulteng, di tangan Ibu Rumah Tangga berusia 50 tahun itu, biji durian disulap menjadi keripik renyah dengan rasa pedas manis yang bisa dijual dan sudah diminati banyak orang, bukan hanya di Kabupaten Parmout, tetapi juga di daerah lain.

Dengan pembuatan keripik biji durian tersebut, secara langsung Zulfian telah berkontribusi dalam mengurangi limbah, sekaligus meningkatkan peluang bisnis dan daya tarik utama produk UMKM miliknya.

“Pengolahan produk ini telah berjalan setelah digelarnya Festival Durian di Pantai Mosing pada 2023 lalu sampai dengan sekarang. Tujuan saya selalu berinovasi membuat sebuah produk makanan, yaitu untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga dan membantu masyarakat,” ungkap Zulfian kepada Mercusuar, Jumat (20/12/2024).

Sebelum mengolah biji durian menjadi keripik, ibu dua anak ini juga sudah menghasilkan beberapa produk unggulan, yang telah menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Parmout, seperti Tortila Rumput Laut, Tortila Ikan, Abon Ikan dan Sambal Roa. Aktifitas tersebut ditekuninya sejak tahun 2010.

“Ketika tiba masa panen durian, saya melihat banyak sekali biji durian yang terbuang menjadi sampah. Dari situ lah, saya berinisiatif atau berinovasi untuk mengolah biji durian menjadi sebuah produk cemilan (keripik),” ujarnya.

Zulfian menjelaskan, adapun bahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan biji durian menjadi keripik renyah dengan rasa pedas manis terdiri dari tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam, gula pasir, daging durian, biji durian, minyak goreng dan cabai keriting.

“Mengapa saya menggunakan daging durian, tujuannya agar menimbulkan khas aroma durian,” imbuhnya.

Dalam proses pengolahan sampai pengemasan, saat ini Zulfian dibantu oleh dua orang pekerja. Sementara varian rasa yang tersedia saat ini masih pedas manis.

“Ke depan, saya akan berinovasi lagi untuk membuat beberapa varian rasa baru,” ujarnya.

Zulfian menuturkan, pemasaran produk keripik biji durian dilakukan melalui media sosial, Dekranasda dan pameran UMKM yang dilaksanakan baik di wilayah Parmout maupun di daerah lain. Produk tersebut juga sudah memiliki Sertifikat Produk Pangan Produk Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT) dan tengah dalam tahap proses mandapatkan label halal.

Setelah pemasaran berjalan kurang lebih 1 bulan, permintaan konsumen terhadap produk tersebut mulai meningkat. Keripik biji durian dengan kemasan 100 gram dijual seharga Rp15.000, sementara kemasan 150 gram seharga Rp20.000. Omzet dari penjualan tersebut pada kali produksi kurang lebih Rp1 juta.

“Keripik biji durian buatan saya ini sangat diminati banyak orang, terutama kemasan 100 gram. Akan tetapi, saya belum bisa memenuhi permintaan konsumen setiap harinya. Sebab, bahan bakunya sendiri mengikuti musim atau masa panen durian,” jelasnya. 

Melihat usaha Zulfian dalam memanfaatkan limbah dari buah durian, Kepala Desa Olaya, Idham Abdul Karim mengaku akan mendukung UMKM Rizqa Mulia dalam mendapatkan bahan baku utamanya, yaitu biji durian.

Idham mengatakan, akan membangun kerja sama dengan perusahaan durian yang ada di Desa Olaya. 

“Saat ini perusahaan durian itu masih dalam proses pembangunan. Jika perusahaan ini sudah beroperasi, kami akan menjalin kerja sama, dalam hal pemanfaatan limbah biji duriannya,” kata Idham.

Kabupaten Parmout telah resmi dinobatkan sebagai Kabupaten Durian oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Prihasto Setyanto, pada acara Festival Durian Internasional di Pantai Wisata Mosing Kecamatan Tinombo Selatan, pada tahun 2023.

Penobatan gelar itu didapatkan, setelah Kabupaten Parmout menjadi salah satu penyumbang terbesar ekspor durian beku nasional kurun Januari—April 2023 yang mencapai 443 ton.

Kabupaten Parmout menjadi penghasil komoditas durian terbesar di Provinsi Sulteng, dengan lahan produktif khusus pertanian durian seluas 3.833 hektare, serta jumlah memiliki produksi per tahun mencapai 305.419 ton di enam sentra produksi durian, yakni Kecamatan Torue, Kasimbar, Toribulu, Tinombo Selatan, dan Parigi Selatan. ***

Pos terkait