PALU, MERCUSUAR – Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulteng, Kamal Ariansyah mengungkapkan pihaknya setidaknya telah menyusun beberapa langkah prioritas dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Sulteng.
“Bappeda akan memfokuskan perencanaan pembangunan untuk menjawab permasalahan terkait angka kemiskinan, dengan penekanan pada prioritas-prioritas terkait kemiskinan. Yang pertama adalah fokus pembangunan perlu diarahkan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya pedesaan,” jelas Kamal di ruang kerjanya, Jumat (19/2/2021).
Langkah lainnya, lanjut dia, adalah koordinasi dengan OPD terkait untuk mengevaluasi pelaksanaan program ADD dan DD. Evaluasi tersebut, terkait cara pemanfaatan ADD dan DD dapat menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat atau belum.
Lalu, dorongan penyelesaian pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon) pascabencana, di antaranya terkait stimulan, hunian tetap (huntap) dan bantuan-bantuan lainnya yang belum tuntas.
“Kemudian, kesiapsiagaan Provinsi Sulteng terhadap bencana juga perlu dioptimalkan. Lalu di sektor-sektor riil, pengembangan-pengembangan IKM, UMKM, pariwisata dan ekonomi kreatif perlu digairahkan kembali dengan tetap memperhatikan Protokol kesehatan, mengingat saat ini masih masa pandemi COVID-19,” ujarnya.
Langkah-langkah tersebut, kata dia, adalah rangkuman dari hasil pembicaraan bersama Bidang Sosial Budaya (Sosbud) Bappeda Sulteng maupun hasil rapat daring bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait masalah kemiskinan di daerah.
Dijelaskan Kamal, sebelum menentukan langkah-langkah tersebut, Bappeda lebih dulu melakukan analisa profil masalah serta data perkembangan terkait kemiskinan yang terjadi di daerah. Sehingga, perencanaan yang dilakukan dapat terukur, efektif serta tepat sasaran, sehingga tujuan utama persentase kemiskinan di Sulteng dapat diturunkan.
SULTENG PERINGKAT SEMBILAN TERMISKIN
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Sulteng menempati peringkat kesembilan provinsi yang masuk dalam 10 besar daerah termiskin di Indonesia. Data dan informasi kemiskinan tahun 2020 periode Maret 2020 hingga September 2020 menunjukkan persentase kemiskinan Sulteng mencapai 13,06 persen, dengan total penduduk miskin mencapai 403,74 ribu jiwa.
Terkait hal itu, kondisi pandemi COVID-19 disebut menjadi salah satu penyebab utama peningkatan angka kemiskinan tersebut. Sebelumnya, dituturkan Kamal, dari tahun 2016 hingga Maret 2020 Sulteng terus mengalami penurunan persentase kemiskinan. Namun, pada rentang Maret 2020 hingga September 2020 persentasenya mengalami kenaikan.
“Yang kita ketahui selama tahun 2020, COVID-19 sangat memengaruhi perekonomian masyarakat, terutama terkait lapangan pekerjaan. Ditambah lagi, Sulteng masing harus menyelesaikan banyak persoalan, terutama akibat bencana besar pada 2018 lalu, yang masa rehab rekonnya masih berjalan sampai 4 tahun. Ini menjadi PR besar bagi kita,” tutur Kamal. IEA