Wagub Canangkan Desa Siap Gencar Aman Stunting

PARMOUT, MERCUSUAR – Wakil Gubernur Sulteng, H. Ma’mun Amir mencanangkan inovasi Desa Siap Gencar Aman Stunting di Desa Marantale Kabupaten Parigi Moutong, Senin (7/11/2022).

Pada kesempatan itu, Ketua TP PKK Provinsi Sulteng yang juga Bunda Peduli Stunting Provinsi Sulteng, Dr. Hj. Vera Rompas Mastura turut mengukuhkan Bunda Peduli Stunting Kabupaten Parigi Moutong.

Pada kesempatan itu, Kepala Bappeda Provinsi Sulteng, Dr. Sandra Tobondo selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa program pencanangan dan penurunan stunting atau program siap gencar stunting merupakan program konvengensi dalam penurunan stunting.

Pilot Proyek program konvengensi penurunan stunting tahun 2022 dilaksanakan di 2 Kabupaten yakni di Kabupaten Sigi tepatnya di Desa Pakuli dan di Kabupaten Parigi Moutong di Desa Marantale. Selanjutnya, untuk tahun 2023 akan dilaksanakan di Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Donggala.

“Program onvengensi Gerakan Cegah Stunting merupakan program yang melibatkan beberapa OPD provinsi , BKKBN dan kabupaten untuk bersama melakukan program penanganan dan penurunan angka stunting,” jelas Sandra.

Wagub Sulteng, Ma’mun Amir menyampaikan seluruh visi dan misi Gubernur dan Wagub sudah berjalan dengan baik, salah satunya pemberian bantuan Rp1 juta setiap KK di setiap perayaan hari besar keagamaan setiap tahun.

Selanjutnya, kata Wagub, yang akan diwujudkan segera pembangunannya adalah pembangunan Klinik Bersalin. Untuk hal ini, pihaknya menyebut akan segera merealisasikan program tersebut. Sehingga, diharapkan kiranya Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong dapat menyiapkan lokasi pembangunannya dan operasionalnya nanti dapat dikerjasamakan dengan BKKBN, karena kepala BKKBN menyampaikan ada alokasi anggaran di setiap kabupaten sebesar Rp5 M setiap kabupaten.

Wagub juga menyampaikan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas merupakan modal penting menuju kondisi puncak bonus demografi di tahun 2030, sekaligus syarat untuk membawa Indonesia maju pada tahun 2045.

“Kendati demikian, penyiapan SDM unggul masih menghadapi tantangan bernama ‘stunting’. Persoalan stunting tidak bisa dipandang sepele, anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang rendah. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Stunting dan kemiskinan memiliki korelasi,” tutur Wagub. */IEA

Pos terkait