SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi bekerja sama dengan Yayasan Relief Islami Indonesia menyerahkan bantuan usaha kepada warga terdampak bencana, di Aula Kantor Bupati Sigi, Kamis (2/11/2023).
Bantuan tersebut diterima sebanyak total 400 orang warga, dengan nilai bantuan senilai Rp4 juta per orang.
Penyerahan bantuan disaksikan langsung Pimpinan Yayasan Relief Islami Indonesia-Area Palu, Kadis Sosial Sigi, Ariyanto, Ketua BAZNAS Sigi, Hadi Wijaya, Pimpinan Bank Syariah Indonesia, para Camat dan beberapa Kepala Desa serta para Mahasiswa Universitas Tadulako (Untad).
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati (Wabup) Sigi, Samuel Yansen Pongi mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Yayasan Relief Islami Indonesia-Area Palu.
Wabup menjelaskan, pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Kabupaten Sigi terdiri dari dua periode. Pertama, antara tahun 2019 hingga akhir tahun 2021, untuk mempercepat pemulihan pascabencana.
“Setelah itu, dilanjutkan periode kedua antara tahun 2022 sampai akhir tahun 2024, yang bertujuan penuntasan pemulihan pascabencana,” jelasnya.
Samuel melanjutkan, pada periode kedua tahun 2022 terbitlah Instruksi Presiden Nomor 8 tentang Penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuefaksi di Sulawesi Tengah.
Melalui amanat tersebut menurut Samuel, Presiden menginstruksikan kepada jajaran Menteri hingga Kepala Daerah di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong guna penuntasan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Selalu kepala daerah ia berkomitmen sangatlah tinggi guna mendukung semua ini. Adapun hal-hal yang sifatnya mendasar lainnya seperti, pemulihan sektor ekonomi produktif dan pengurangan risiko bencana, sehingga kami membuka pintu kerjasama multipihak mendorong penguatan daya saing daerah berbasis agribisnis sebagaimana yang tertuang dalam visi pemerintah daerah 2021-2026. Kemudian dijabarkan dalam 5 misi pembangunan jangka menengah daerah..
“Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan, ketahanan ekonomi dan kapasitas komunitas menghadapi risiko bencana berkepanjangan,” terang wabup. AJI