PALU, MERCUSUAR – Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyiapan Pengusulan Daftar Sementara (Tentative List) Warisan Dunia, di Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Bimtek tersebut mengundang perwakilan dari 11 Provinsi, salah satunya adalah Sulawesi Tengah, yang dihadiri Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sulawesi Tengah, Iksam Djorimi dan Zubair Butudoka, serta Buhanis Ramina dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
Iksam Djorimi yang dihubungi dari Palu, Rabu (9/8/2023) menjelaskan bahwa dari 11 objek atau properti cagar budaya yang diusulkan, Kawasan Megalitik Lore Lindu (KMLL) masuk dalam empat besar yang mempunyai potensi menjadi daftar tunggu masuk dalam warisan dunia.
“Usulan manajemen konservasi dan perlindungan serta pembentukan tim terpadu, merupakan bagian terpenting dari usulan kawasan menjadi cagar budaya warisan dunia oleh UNESCO. Dari dokumen ini, akan tergambar sistem, pola, komitmen dan konsistensi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan perlindungan terhadap kawasan megalitikum,” ujar Iksam.
Selain KMLL, tiga lainnya adalah Rock Art Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan, Rock Art Mangkalihat di Kalimantan Timur, dan Jalur Rempah Banda Naira di Maluku.
Lebih lanjut, Iksam mengatakan yang sangat diperlukan dalam pengusulan bukan hanya situs dan tinggalan arkeologi, tetapi juga soal desain konsep manajemen konservasi dan pelindungan warisan budaya megalit yang terpadu dan jangka panjang, serta adanya tim terpadu.
Momentum pencanangan Sulawesi Tengah Negeri 1.000 Megalit, menurutnya, merupakan titik awal dimulainya benda-benda bersejarah itu mendapatkan perhatian untuk dipelihara, dijaga dan dilestarikan.
“Sebab, peradaban megalitikum bukan saja menjadi milik negeri ini, akan tetapi menjadi milik semua orang yang mendiami bumi ini,” pungkasnya. */ABS