PALU, MERCUSUAR – Anggota DPRD Provinsi Sulteng dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hj. Wiwik Jomatul Rofi’ah melakukan tatap muka bersama sejumlah warga Kelurahan Tondo, saat menggelar reses di halaman Masjid Baabul Awwabin, Perumahan Pesona Teluk Palu, Minggu (10/11/2024).
Dalam reses tersebut, Wiwik mengatakan kehadirannya bertujuan bersilaturahmi dengan warga yang sudah memberikan kepercayaan kepadanya, untuk kembali menjadi anggota legislatif di DPRD Sulteng, untuk yang kedua kalinya.
“Saya juga ingin mendengarkan langsung apa yang menjadi permintaan warga, yang sangat dibutuhkan, di Kelurahan Tondo. Ini adalah reses, yang kami lakukan dalam masa sidang pertama di DPRD Sulteng,” urai Wiwik, yang merupakan Ketua Fraksi PKS DPRD Sulteng.
Sebelumnya, Wiwik mengatakan sudah melakukan kegiatan kunjungan daerah pemilihan (kundapil), yakni menyambangi Kelurahan Birobuli Utara, Birobuli Selatan, dan Nunu. Sementara pada reses kali ini, Kelurahan Tondo menjadi titik ketiga setelah Kelurahan Silae dan Palupi. Usai Tondo, Wiwik akan melanjutkan reses di Kelurahan Petobo lalu Tanamodindi.
Wiwik mengakui, ia melihat sejumlah wilayah yang menjadi basis raihan suaranya pada Pemilu lalu, akan didahulukan menjadi sasaran penjaringan aspirasi masyarakat. Kelurahan Tondo, menurutnya, adalah salah satu wilayah yang mendulang suara terbanyak untuknya.
“Ini bukan soalan egois atau bukan, tetapi terkait konsekuensi politik dan upaya untuk menepati janji saat kampanye lalu. Dan Insyallah, saya hadir di sini untuk mendengarkan secara langsung apa yang dibutuhkan masyarakat,” jelas Wiwik.
Dalam reses itu, Sabhan, salah seorang warga Perumahan Pesona Teluk Palu meminta agar jalan di kompleks tempat tinggalnya diperbaiki. Hal itu karena jika musim hujan, fungsi jalan berubah menjadi pembuangan sampah dan berlubang.
Sementara warga lainnya, Hafidz berharap keberadaan sekolah yang ada di dalam kompleks perumahan turut diperhatikan kondisinya, yang menurutnya masih perlu sentuhan atau bantuan pemerintah.
Sementara salah seorang warga lainnya juga meminta agar pemerintah lebih tegas dalam menerapkan aturan, atau bahkan memberikan efek jera, terkait dengan aktivitas penghuni kos-kosan, yang disebut kadang sudah meresahkan warga. Baik karena perilaku kumpul kebo ataupun aktivitas maksiat lainnya, sehingga menciptakan situasi yang tidak baik di masyarakat.
Keresahan tersebut langsung direspons oleh Lurah Tondo, Mursidin Siraj, yang juga hadir dalam kegiatan