TALISE, MERCUSUAR – Organisasi kepemudaan Banua Cita Indonesia Provinsi Sulteng mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda untuk bersinergi mewujudkan dan memelihara suasana aman dan kondusif di lingkungan sosial kemasyarakatan, utamanya jelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 2024 mendatang.
“Kami mengajak kepada seluruh elemen pemuda dan masyarakat, menjelang Pemilu dan Pilkada ini, marilah senantiasa memelihara dan menciptakan suasana aman dan kondusif, agar pelaksanaan Pemilu dan Pilkada dapat berjalan sesuai dengan harapan kita semua,” kata Ketua Organisasi Banua Cita Indonesia Provinsi Sulteng, Dedi Febrianto, di Palu, Rabu (7/12/2022).
Dedi menegaskan, pihaknya siap bekerja sama dengan Polri dalam upaya mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif, jelang pesta demokrasi tahun 2024 mendatang, khususnya di wilayah Provinsi Sulteng.
“Kami siap bersinergi dengan semua elemen, untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Menurut Dedi, berbeda warna partai politik dan beda pilihan pemimpin merupakan hal biasa dalam politik. Maka ia mengajak agar perbedaan itu disikapi dengan bijak, dan berpandangan bahwa tujuan yang sebenarnya adalah sama, hanya cara dan jalannya yang berbeda.
Jangan sampai, kata Dedi, perbedaan politik dijadikan sebagai alasan permusuhan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Hak politik seseorang, lanjutnya, merupakan hak asasi manusia yang patut dihargai dan dijunjung tinggi.
Oleh karena itu jika hak politik atau pilihan politik digunakan dengan baik melalui partisipasi aktif dalam Pemilu dan Pilkada, artinya masyarakat ikut serta dalam menyukseskan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.
Dedi juga mengharapkan masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan berita hoaks, isu SARA, ujaran kebencian, serta mampu menolak paham radikalisme dan intoleransi yang dapat merusak kerukunan di masyarakat.
“Mari kita rawat kebhinekaan dalam bingkai demokrasi Indonesia. Banua Cita Indonesia Provinsi Sulteng siap menangkal segala upaya yang dapat memecah belah kerukunan antarumat beragama, serta timbulkan rasa persatuan dan kesatuan agar keharmonisan yang sudah terjalin dengan baik selama ini tetap terawatt, serta mengajak masyarakat khususnya generasi milenial untuk selalu menjaga Sulawesi Tengah dari segala bentuk ancaman yang mengganggu keutuhan NKRI,” tutur Dedi.
Ia juga mengingatkan, kampanye dan Pemilu merupakan hanya menjadi ajang kontestasi meraih kekuasaan bagi para politikus. Melainkan harus mencerdaskan dan memberikan pendidikan politik yang berkualitas kepada masyarakat.
“Pemilu damai hanya mungkin terwujud, jika kampanye tidak meracuni demokrasi dan mengotori ruang publik dengan politik uang, ujaran kebencian, fitnah, hoaks, dan narasi politik identitas,” pungkas Dedi. IEA