TOLITOLI, MERCUSUAR – Perkembangan mengenai pembiayaan pelestarian lingkungan kian berkembang, salah satunya transfer anggaran berbasis ekologi atau dikenal dengan Ecological Fiscal Transfer (EFT). Saat ini, berbagai wilayah di Indonesia aktif mendorong kebijakan transfer fiskal berbasis ekologi dengan berbagai skema.
Dari beragam skema, Kabupaten Tolitoli diharapkan dapat menggunakan skema Transfer Anggaran Kabupaten Berbasis Ekologi (TAKE). Kebijakan skema intensif fiskal ini, sudah menjadi praktik baik bagi beberapa wilayah di Indonesia, begitupun dengan wilayah Sulawesi Tengah.
Yayasan Sikola Mombine didukung oleh The Asia Foundation (TAF), terus mendorong dan mengadvokasi skema TAKE di Kabupaten Tolitoli. Melalui berbagai proses diskusi bersama Pemkab Tolitoli, skema TAKE dapat diterapkan melalui kebijakan Peraturan Bupati No. 1 tahun 2022 tentang Pengalokasian dan Pembagian Dana Desa Setiap Desa Tahun Anggaran 2022.
Tolitoli menerapkan skema ini, sebagai wujud partisipasi aktif dalam mewujudkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Tolitoli, yakni Menyelenggarakan Pembangunan Daerah yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan. Acara yang dilaksanakan secara hybrid ini, dibuka oleh sambutan dari Bupati Tolitoli, Amran Hi. Yahya, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Tolitoli.
Dalam sambutannya, sekkab menyampaikan, skema TAKE ini perlu dilakukan melalui sosialisasi yang menyeluruh, agar pemerintah desa yang ada di Kabupaten Tolitoli dapat mendapatkan informasi lebih luas, melalui berbagai kegiatan workshop. Pihaknya selaku pemerintah daerah bersama pemerintah desa, tetap mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan, guna mewujudkan pembangunan seimbang, dengan tujuan peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup.
“Yayasan Sikola Mombine sudah sangat luar biasa melaksanakan ini. Harapan kami, melalui TAKE, setiap kepala desa yang merupakan garda terdepan, akan lebih memperhatikan penggunaan anggaran desa berbasis ekologi,“ harapnya.
Pernyataannya, diperkuat oleh Lili Hasanudin, perwakilan dari The Asia Foundation (TAF). Kata dia, TAKE merupakan salah satu skema yang sudah digagas sejak beberapa waktu lalu, karena sebagai mitra dengan concern terhadap pelestarian lingkungan, TAF merasa penting untuk memikirkan model pengelolaan dan pembiayaan lingkungan.
Lili Hasanudin juga menyampaikan, skema TAKE merupakan inisiatif yang digagas dan dipromosikan, serta didiskusikan oleh para stakeholders. Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Tolitoli, yang sudah menerima skema ini secara terbuka, dengan harapan adanya masukan untuk pengembangan inisiatif dan implementasi, dalam mengantisipasi bencana alam dengan lebih baik.
Direktur Eksekutif Yayasan Sikola Mombine, Nur Safitri Lasibani juga menyampaikan, Yayasan Sikola Mombine melalui dukungan Climate and Land Use Alliance, The Asia Foundation, serta kerjasama Pemkab Tolitoli, telah melalui serangkaian proses, mulai dari workshop serta regular meeting, yang dilaksanakan untuk mengenalkan skema TAKE ini kepada stakeholder di tingkat Kabupaten Tolitoli.
Harapan dari Yayasan Sikola Mombine, penerapan TAKE Tolitoli ini mampu mendorong kompetisi antar desa, sehingga masing-masing desa dapat termotivasi, untuk meningkatkan kualitas kinerjanya terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana di desa.
Kegiatan peluncuran TAKE di Kabupaten Tolitoli dihadiri oleh Bupati Tolitoli, 25 orang perwakilan OPD Kabupaten Tolitoli, dan 18 orang kepala desa di salah satu hotel di Kota Tolitoli. Peluncuran TAKE yang dilaksanakan secara hybrid ini, juga mengundang keynote speaker yakni Mohamad Dzikron dari DPMD Tolitoli, serta para penanggap yakni Anastutik dari Kemendesa PDTT, Joko Tri Haryanto dari BKF Kemenkeu, Bidang Infrastruktur BAPPEDA Povinsi Sulteng, Sudirman dari Universitas Tadulako, dan Roy Salam dari Indonesia Budget Center.
Peluncuran TAKE di Kabupaten Tolitoli ini, diharapkan dapat menguatkan pengetahuan pemerintah desa, dalam pengelolaan ADD berbasis ekologi, sehingga pemerintah desa dapat melakukan program perlindungan lingkungan dan ketangguhan terhadap bencana secara tepat. */JEF