PALU, MERCUSUAR – Kapolda Sulteng, Irjen Pol Agus Nugroho, mengakui profesionalisme Kabiddokkes Polda Sulteng, Kombes Pol dr H A Budi Prasetijo dalam tugasnya sebagai ketua tim pemeriksaan kesehatan penerimaan Polri tahun ini.
Dalam pernyataannya, Kapolda Sulteng menyebut Kabiddokkes sebagai “pembunuh berdarah dingin”, dalam artian Kabiddokkes melakukan seleksi ketat dan tegas sesuai dengan aturan berlaku, dengan tujuan memilih calon anggota Polri yang terbaik.
Pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu tahapan penting dalam seleksi penerimaan anggota Polri. Kabiddokkes, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa setiap calon anggota Polri memenuhi persyaratan kesehatan yang ditetapkan.
Kapolda Sulteng menjelaskan, kalau Kabiddokkes telah melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan integritas. Ia telah menjalankan proses seleksi dengan hati-hati dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Kabiddokkes tidak ragu untuk mengambil keputusan yang sulit, seperti menolak calon yang tidak memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan.
“Pak Kabiddokkes ini, seperti “Pembunuh Berdarah Dingin”. Pak, ada saatnya kita menjadi lunak ada saatnya kita harus strength, Tetap menjunjung tinggi sikap Bersih, Transparansi, Akuntabel, Humanis,”tegas Kapolda disela-sela pembukaan pemeriksaan tahap dua di Aula Kedokteran Untad, Palu, Jumat (9/6/2023).
Kapolda juga menekankan pentingnya seleksi ketat dalam penerimaan anggota Polri. Karena dengan memiliki anggota yang sehat dan bugar, Polri dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sementara itu, Kabiddokkes sendiri berkomitmen untuk melaksanakan seleksi pemeriksaan kesehatan dengan cermat dan teliti.
” Kami memahami bahwa hanya dengan memiliki anggota yang sehat dan bugar, Polri dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” ujar Kabiddokkes di beberapa kesempatan.
Menurutnya, proses seleksi yang ketat dan profesional di bawah pengawasan akan menghasilkan anggota Polri yang berkualitas. Dirinya berpesan, yang menjadi penentu kelulusan adalah diri sendiri.
“Percaya pada kemampuan diri, bukan bergantung pada orang lain. Apalagi percaya kepada calo,”tegasnya. IKI