Korem 132/TDL dan Amara ,  Gelar Pembinaan Kebangsaan dan Bela Negara

Gelar Pembinaan Kebangsaan dan Bela Negara-e9f61234
Pemateri dan peserta Seminar Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara berfoto bersama usai seminar di Aula Manggala Sakti, Kamis (23/6/2022).  FOTO: PENREM 132/TDL

PALU, MERCUSUAR –  Komando Resor Militer 132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah bekerjasama dengan Alumni Menwa Antiradikalisasi (Amara), menggelar Seminar Bela Negara bertema Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Kamis (23/6/2022).  Kegiatan berlangsung di Aula Manggala Sakti. 

Seminar ini diikuti oleh Resimen Mahasiswa Satuan 251 Wiratama Pawana Cakti Universitas Tadulako, Resimen Mahasiswa Satuan 252 Wirakarma UIN Palu dan sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas. 

Berni Susanti, mantan Komandan Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Moestopo pada pengantar seminar banyak menjelaskan jati diri dan posisi Resimen Mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia menyuarakan optimisme bahwa Menwa merupakan salah satu elemen penting Komponen Cadangan pada Sistem Pertahanan Rakyat Semesta yang sangat berharga untuk dipertahankan keberadaannya dalam menjaga keutuhan  Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Argumen Berni tersebut didasarkan pada fakta bahwa setiap anggota Menwa adalah bagian dari Civitas Academica yang memiliki kapasitas kecerdasan intelektual relatif di atas rata-rata dan  memenuhi kualifikasi kemiliteran dasar berkat pendidikan-latihan dasar kemiliteran yang telah diikutinya.

“Bila negara membutuhkan kekuatan tambahan untuk berperang, maka anggota maupun alumni Menwa merupakan komponen siap-pakai yang bisa diterjunkan segera,” sebut dia. 

Sementara itu, sesi kedua diisi materi Bela Negara untuk Mahasiswa dan Pelajar dalam Menangkal Radikalisme. Materi yang disiapkan oleh Kepala Seksi Teritorial Korem 132/Tadulako, Kolonel Infanteri Fifin Zudi Syaifuddin, S.Pd, disajikan oleh Perwira Seksi Teritorial Mayor Infanteri Djoko Purwantono Hadi. 

Menurut Kasiter, dalam sebuah survei yang digelar Badan Intelijen Negara, bahwa sekitar 24 persen mahasiswa dan 23 persen pelajar menginginkan azas negara Islam. Fakta lainnya, sekitar 39 persen mahasiswa perguruan tinggi terpapar radikalisme.

Olehnya, ia berharap mahasiswa dan pelajar dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengawal ideologi serta menjaga keutuhan NKRI.

Ia menyatakan bahwa kekuatan Bangsa Indonesia, terletak pada kemanunggalan TNI dan Rakyat, atau kebersamaan antara TNI dengan seluruh komponen bangsa.  Diingatkan pula, Mahasiswa, Resimen Mahasiswa dan Pelajar, harus selalu waspada dengan ancaman nyata, seperti penyebaran idiologi komunis dan radikalisme. IKI

 

Pos terkait