Korem 132/Tdl, Luncurkan  Program Banua Sintuwu Maroso

Launching Program Banua Sintuwu Maroso-8a9bd782

POSO, MERCUSUAR  –  Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Korem 132/Tadulako meluncurkan Program Banua Sintuwu Maroso, Kamis (27/9/2021). Program ini, sebagai wadah pemersatu dalam menjaga harmonisasi di Tanah Poso.

Launching yang berlangsung di Ruang Rapat Senat Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar), Kota Poso ini dihadiri Para Kasi Kasrem 132/Tdl, Dandim 1307/Poso, Danyonif 714/SM, Wakil Rektor, Ketua LP4D, dan Dosen. Juga dihadiri para Mahasiswa dan Alumni Unsimar.

Rektor Unsimar,  Suwardhi Pantih, S.Sos.,M.M. dalam sambutannya,  mengapresiasi kegiatan Banua Sintuwu Maroso. Bahkan, Seluruh civitas akademika Unsimar sangat mendukung semua rangkaian kegiatannya. 

Senada dengan Ketua Lembaga Pusat Pengkajian Pengembangan Perdamaian Dan Demokrasi Universitas Sintuwu Maroso, Ibu Sartika Andi Patau  mengungkapkan, program Banua Sintuwu Maroso yang adalah hasil dari implementasi MoU antara Universitas Sintuwu Maroso dengan Korem 132/Tadulako.

Kagiatan kali ini mengusung tema  “Memupuk Akan Cinta Pancasila Pada Generasi Tanah Poso Dalam Program Banua Sintuwu Maroso” ini diharapkan dapat memperkokoh dan memperkuat rasa cinta akan NKRI sejak dini rasa sesuai dengan dasar Negara  yakni pancasila dan UUD 1945.

“Program ini kami laksanakan dengan dua jenis kegiatan seperti penanaman karakter bangsa dan penyuluhan. Diera minilial yang serba digital, program ini juga diharapkan menjadi pemersatu dalam menjaga harmonisasi di Bumi Sintuwu Maroso”, ucapnya.

Ketua LP 4D Unsimar juga menjelaskan, sasaran meliputi 12 Desa di Wilayah Kabupaten Poso. Dimana pelaksana penyuluh terdiri dari delapan  Dosen dan 20 Mahasisma Unsimar yang akan bersama-sama dengan Personel Kodim 1307/Poso dan Yonif 714/SM selama 2 bulan kedepan.

Sementara itu, Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, M.A menegaskan,  penanggulangan terhadap penyebaran paham radikalisme tidak bisa dilakukan secara sepihak oleh institusi Negara atau pemerintah. Melainkan, harus melibatkan segenap elemen masyarakat dengan menguatkan serta  mendayagunakan sumber daya manusia secara optimal.

“Dalam pencegahan radikalisme,  perlu kita samakan persepsi. Kalau radikal terorisme bukan monopoli satu agama, tetapi ada di seluruh agama, ada di seluruh kelompok potensial pada setiap individu manusia,”tandasnya. IKI

Pos terkait