SURABAYA, MERCUSUAR – Pada lawatannya ke kantor Pimpinan Wilayah MuhammadiyahJawa Timur di Jalan Kertomenanggal N/1 Surabaya, Selasa (31/1/2023), Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf memuji langkah-langkah organisasi yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini.
Pangdam V menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang luar biasa, modern dan moderat serta mampu menyampingkan ego sektoral.
“Itu terbukti dengan terlibat aktifnya Muhammadiyah dalam peringatan hari lahir 1 abad Nahdlatul Ulama di Sidoarjo beberapa waktu mendatang dengan menyediakan layanan kesehatan berupa ambulance dan paramedis,” sebut Mayjen TNI Farid Makruf
Kedatangan mantan Kepala Penerangan Kopassus itu diterima Ketua PW Muhammadiyah Jatim Dr. dr. Sukadiono, MM yang didampingi beberapa Wakil Ketua, Dr Hidayatullah, Dr Syamsudin, MA, dan Dr. Muhammad Sholihin M. PSDM.
Hadir pula Ketua PW Aisyiah Jatim Dra Hi Rukmini Amar MAp barsama dengan Sekrataris Dr Nur Mukaromah SKM Mkes dan Dra Hi Dallah Candrawati M4g – Ketua PWA Jatim 2015-2022 yang kini menjadi Wakil Ketua PWA Jatim 2022-2027
Dokter Suko, sapaan Ketua PW/IM Jatim – menyampaikan selamat datang Pangdam V/Brawiaya Mayjen Farid Makruf.
Pangdam V juga menyampaikan bahwa sebagai pimpinan baru di Kodam V/Brawijaya ia harus kulo nuwun kepada tuan rumah.
“Saya ke sini untuk memohon doa dan dukungan dan Muhammadiyah. Saya baru saja sertijab sebagai Pangdam V/ Brawijava. Sava yakin tidak ada manusia super dan tidak ada lembaga super body, Maka saya moon doa dari ulama Muhammadiyah supaya dalam menjabat bisa bekerja dengan baik,” ujarnya.
Perwira tinggi asal Tanah Merah, Bangkalan itu pun memohon petunjuk, saran, dan arahan dari pimpinan Muhammadiyah untuk bersama-sama bisa mendukung perbangunan dan kemajuan Jawa Timur. Terutama dalam pembinaan sumber daya manusia dan pembinaan keagamaan. la juga mengajak Muhammadiyah untuk bersinergi dengan lambaga yang dipimpinnya.
Farid Makruf juga memandang, Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat moderat an modern dalam berorganisasi. Para pimpinannya juga dikenal legowo dan berbesar hati.
“Kalau tidak legowo dan bebesar hati, ticak mungkin Katua PW Aisyiah lama bisa duduk bersama dengan ketua baru,” selorohnya.
Menyahuti pernyataan Pangdam itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu lalu memaparkan tentang lima doktrin Muhammadiyah, yakni ketauhidan, menggerakkan pencerdasan bangsa, memobi;isasi pendinian amal usaha, terbuka bekerja sama dengan siapapun, dan menjauhi politik praktis.
Suko menegaskan sikap Muhammadiyah terhadap kekuasaan dan pemerintah adalah kitis dan kooperatif. Sebaliknya, Muhammadiyah bukan besikap konfrontatif dan kontradiktif.
“Insyallah, kami akan terus memberikan masukan vang baik kepada pemerintah, tandasnya.
Di saat sama, Farid Makruf memperkenalkan Filosofi Tadulako. Ia menceritakan pengalamannya bagaimana melakukan riset atas Tadulako, sosok yang diyakini sebagai simbol kepemimpinan di Sulawesi Tengah di mana ia menjadi Danrem 132/Tadulako.
Pada akhirnya ia menyimpulkan bahwa itu bukan sosok an sich, tetapi nilai moral dan budaya bermuatan kejuangan, semangat, pengabdian nan tulus dan ikhlas, serta pengorbanan bagi kemaslahatan orang banyak.
Di akhir kunjungannya Farid Makruf memberikan buku Tadulako, Leluhur Sulawesi Tengah, dari Mitos ke Realitas. Buku itu diterima oleh Ketua PW Muhammadiyah Jatim Dr. dr. Sukadiono, MM. IKI/*