Kota Cengkeh Ingin Menjadi Pesona Sulawesi

TOLITOLI, MERCUSUAR – Dinas Pariwisata Kabupaten Tolitoli saat ini mematangkan konsep Tolitoli sebagai Pesona Sulawesi. Branding pariwisata Tolitoli ini menyertakan cengkeh sebagai ikon andalan daerah.

Branding ini lebih mempromosikan seluruh potensi wisata yang ada di Tolitoli, baik wisata budaya hingga wisata bahari yang saat ini semakin diminati wisatawan lokal dan mancanegara,” kata Kepala Dinas Pariwisata Tolitoli Nasir Dg Marumu dalam rapat di aula Polimpungan, kantor bupati, baru-baru ini.  

Rapat dihadiri, Asisten bidang Pemerintahan  Adjemain Laterey,  Ketua Dewan Adat Tolitoli  Ibrahim Sauda, serta Kabag Pengembangan Produk Wisata Dinas Parawisata  Amiruddin.   Amiruddin dalam paparannya meyakini pesona Wisata Tolitoli adalah cerminan pesona Sulawesi.

Semua suku yang berasal dari wilayah di pulau Sulawesi ada di daerah ini, hidup berdampingan dengan suku asli di Kabupaten Tolitoli.

Dalam branding, terdapat  logo tiga cengkeh yang menandakan cengkeh sebagai  simbol Tolitoli sebagai kota cengkeh, sekaligus melambangkan tiga suku asli Kabupaten Tolitoli atau yang lebih dikenal dengan Sibittolu,  yaitu Dampal,  Dondo dan Tolitoli.

Sedangkan warna yang digunakan dalam new branding kali ini adalah cokelat, orange, biru, dan hijau.  Keragaman warna  ini melambangkan keanekaragaman daya tarik wisata Tolitoli.

“Kita akan lebih memperkenalkan  ketika wisatawan hendak ke pulau Sulawesi, maka semua keragaman yang ada juga terwakili di Kabupaten Tolitoli, baik itu budayanya, religi, objek wisata serta keramahan masyarakatnya,” ujarnya.

Dari hasil survei, sejumlah wisatawan mengaku baru pertamakali berkunjung ke Tolitoli. Mereka senang lantaran masyarakatnya ramah.   Diketahui,  hingga Maret 2018, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi Tolitoli sebanyak 20.366 orang.

Sejumlah lokasi yang kerap dikunjungi wisatawan adalah Pulau Salando, Lingayan — pulau terluar yang  berbatasan dengan Malaysia dan Filipina– serta sejumlah objek wisata eksotik lain  seperti Pantai Sabang, Pantai Lalos, dan Danau Udang Merah di Desa Malala.

“Yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara. Turis asing rata-rata diving atau snorkeling untuk menyaksikan panorama bawah laut, ” tambahnya.  Ia berharap untuk program ini  bisa menjalin kerja sama dengan Harian Mercusuar-Tri Media Group karena kini menjadi koran dengan jangkauan pembaca yang luas di Sulteng. MRZ

Pos terkait