Moderasi Beragama Wujudkan Kemaslahatan Kehidupan

TOLITOLI, MERCUSUAR – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tolitoli menggelar kegiatan Sosialisasi Program Kerukunan Umat Beragama, dalam rangka penguatan moderasi beragama di Kabupaten Tolitoli, di salah satu hotel di Tolitoli, Kamis (27/4/2023).

Bupati Tolitoli, Amran H. Yahya dalam sambutannya mengatakan bahwa moderasi beragama menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis, damai dan toleran.

“Penguatan moderasi beragama menjadi salah satu indikator utama upaya membangun kebudayaan dan karakter bangsa. Urgensi moderasi beragama dalam kehidupan beragama dan berbangsa antara lain memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan masyarakat, mengelola keragaman keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan keberagaman,” jelas Bupati.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tolitoli, Moh. Taslim dalam laporannya menyampaikan bahwa sosialisasi tersebut adalah kegiatan baru dan masuk program prioritas Kemenag RI sejak tahun 2019, yang dilaksanakan oleh Kantor Kemenag Tolitoli.

Sosialisasi tersebut diharapkan dapat memberikan perubahan yang mendasar dalam menindaklanjuti program-program pemerintah, yang sudah menjadi komitmen bersama di lingkungan Kemenag RI.

“Moderasi agama adalah upaya proses peletakan pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran agama yang dilakukan secara benar, seimbang, dan fungsional. Upaya dan proses ini diyakini dimiliki semua agama namun karena berada pada tatanan substansial ajaran agama menyebabkan multitafsir dan keliru implementasinya,” jelas Taslim.

Menurutnya, moderasi beragama adalah upaya pengembalian pemahaman individu beragama ke moderat, bukan memodernisasikan agama. Islam menawarkan konsep tentang moderasi beragama, yaitu mengambil jalan tengah, berkesinambungan, lurus dan tegas, toleran, egaliter dan musyawarah.

Tujuan sosialisasi tersebut, lanjurnya, yaitu memeroleh gambaran ringkas tentang moderasi beragama sebagai bagian dari implementasi kebijakan Kemenag, menelusuri gaasan dan pemikiran moderasi beragama yang dapat diterapkan di dalam kehidupan bermasyarakat, dan mencari langkah-langkah dinamis untuk membangun moderasi beragama dalam kerangka pluralisme bangsa.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 27—29 April 2023, diikuti 50 orang peserta yang terdiri dari pengurus FKUB dan tokoh-tokoh agama baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. */IEA

Pos terkait