Oleh; Maryam (Manager Advokasi dan Pendampingan Sikola Mombine)
TOLITOLI, MERCUSUAR – Sikola Mombine memperkenalkan transfer anggaran kabupaten berbasis ekologis di kabupaten Tolitoli, melalui workshop yang dilakukan secara daring sekaligus luring, yang diikuti oleh peserta dari Tolitoli, Palu, Sigi dan Jakarta, Minggu (29/8/2021). Workshop ini menghadirkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Kabupaten Tolitoli, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pembangunan Masyarakat Desa (DPMD), Bappeda, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dan Dinas Koperasi dan UMKM.
Demikian dikatakan Manager Advokasi dan Pendampingan Sikola Mombine, Maryam, Senin (30/8/2021). Maryam menjelaskan, ada empat alasan skema ini didorong untuk diterapkan di Tolitoli.
Pertama, Tolitoli memiliki kawasan hutan yang cukup luas yang harus dijaga dan dikelola secara berkelanjutan, untuk menopang perekonomian daerah dan ruang makhluk hidup di dalamnya. Kedua, menurunnya kualitas lingkungan hidup dan kerentanan wilayah Tolitoli terhadap bencana banjir kota, tanah longsor, gempa dan banjir rob. Ketiga, Pemkab Tolitoli memiliki komitmen yang baik untuk pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, yang tertuang dalam visi misi dan RPJMD 2021-2026, tetapi belum ada skema insentif transfer fiskal, untuk mendukung pencapaian itu. Keempat, pembagian Alokasi Dana Desa (ADD) yang masih bersifat merata dan afirmasi, belum mengadopsi skema kinerja, sehingga Tolitoli berpeluang untuk mengembangkan skema transfer fiskal berbasis ekologis ini.
Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Tolitoli, Muhammad Nur Munawar yang hadir membuka workshop ini, dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Tolitoli mendorong Tolitoli Hijau, sehingga skema ini akan mendukung terwujudnya Tolitoli Hijau ke depan. Pihak pemkab kata dia, akan bekerja sama dengan Sikola Mombine, agar skema ini didorong untuk dapat diimplementasikan di Kabupaten Tolitoli.
Workshop ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain, Kabid Perencanaan Umum dan Pengendalian Pembangunan pada Bappeda Tolitoli, Fahsant Saleng, Mia Rosmiati dari Indonesian Budget Center (IBC), Maryam dari Sikola Mombine, dan Edi Wicaksono dari Karsa Institute. */JEF