TOUNA, MERCUSUAR – Belasan kepala keluarga (KK) yang bermukim di kawasan pantai lingkungan terminal Ampana di Kelurahan Uentanaga Bawah, Kecamatan Ampana Kota dan Kelurahan Muara Toba, Kecamatan Ratolindo, Kabupaten Tojo Unauna (Touna), terendam air pasang disertai ombak besar, Jumat (15/1/2021) malam.
Warga harus berkutat dengan masuknya air laut ke dalam rumah mereka, akibat tingginya ombak di kawasan pantai Ampana yang hanya berjarak sekira 200 meter dari Pelabuhan Ampana.
Azis, salah satu warga di kawasan pantai lingkungan terminal Ampana mengaku bahwa kali ini air pasang yang terjadi sejak pukul 17.00 Wita tersebut mencapai ketinggian 30 sentimeter hingga 50 sentimeter.
“Air yang menggenang sudah masuk dalam rumah warga bahkan yang biasanya tidak sampai di kawasan terminal kali ini sampai kesana,” sebutnya saat ditemui, Jumat (15/1/2021) malam.
Dia menyebutkan, air di depan rumahnya yang berjarak sekira 50 meter dari pantai, ketinggiannya hingga mencapai anak tangga kedua rumahnya. “Memang setiap tahunnya kalau musim pancaroba begini, kami sering mengalami hal seperti ini. Hanya saja kali ini tidak disertai dengan meluapnya Sungai Toba. Kalau air sungai juga meluap dan pas air pasang kejadian lebih parah,” ujarnya.
Kawasan pantau yang berdekatan dengan muara Sungai Toba itu, tambah Azis, selalu menjadi sasaran empuk, baik saat air laut pasang maupun Sungai Toba meluap. Sebab selain posisi pemukiman yang rata dengan pantai, juga karena tidak ada tanggul ataupun talut pemecah ombak di kawasan pantai tersebut. “Sampai saat ini pantai ini tidak pernah dibangun tanggul ataupun dipasangi talut pemecah ombak seperti yang ada di Pelabuhan Ampana, sehingga ketika musim ombak dan air laut pasang, kawasan ini pasti dimasuki dan digenangi air laut. Kiranya ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah, baik Provinsi Sulteng maupun Kabupaten Touna,” pintanya.
Hal senada diungkapkan Uno. Menurutnya, setiap air laut pasang rumahnya selalu kemasukan dari belakang hingga depan rumah.
“Rumah saya itu selalu kemasukan air laut saat air pasang seperti saat ini. Bahkan, jalan setapak yang biasanya tidak tergenang, kali ini tergenang air laut,” katanya.
Untungnya, sambung Uno, air pasang tersebut tidak disertai dengan meluapnya air Sungai Toba yang hanya berjarak sekira 200 meter dari rumahnya.
Dia mengatakan warga di kawasan itu berharap agar pemukiman warga aman dari hempasan ombak dan air pasang. Olehnya itu, pemerintah kiranya dapat membangun tanggul ataupun memasang talut pemecah ombak sepanjang kawasan pantai yang berdekatan dengan pelabuhan itu. “Kami butuh perhatian dari pemerintah, agar kawasan ini dibangun tanggul dan dipasangi talut pemecah ombak seperti yang ada di Pelabuhan Ampana, agar ketika musim ombak dan air pasang kami bisa terhindar dari ancaman air pasang dan hempasan ombak serta tidak merusak rumah kami,” harapnya. tandasnya.
Pantauan media ini di lokasi kejadian, genangan air pasang yang memasuki rumah warga telah surut sekira pukul 21.00 Wita, serta warga mulai membersihkan rumahnya. RHM