TOJO UNAUNA, MERCUSUAR – Kepala SMK Negeri 1 Labuhan Kecamatan Ratolindo, Kabupaten Tojo Unauna (Touna), Teti Erni Thompa mengungkapkan pihaknya telah menjalankan berbagai program bersama para dewan guru, untuk meningkatkan mutu pendidikan para peserta didik.
“Kami mempunyai sebanyak tujuh program studi, yakni Akutansi, Perbankan, Pariwisata, Teknik Komputer Jaringan, Desain Komunikasi Visual dan Bisnis Digital,” tutur Teti, di ruang kerjanya, Sabtu (15/7/2023).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut, lanjutnya, pihak sekolah telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan workshop dengan para anak didik, serta mengimplementasikan kurikulum merdeka, dengan dewan guru selalu mendorong anak didik untuk terus mengembangkan diri.
“Untuk meningkatkan kompetensi para guru, baru-baru ini kami mengadakan workshop dalam pempelajaran serta hal-hal lainnya dalam peningkatan mutu pendidikan,” kata Teti.
Terkait sarana dan prasarana di sekolah tersebut, Teti mengungkapkan masih kurang memadai, dengan jumlah peserta didik sebanyak 883 orang. Walaupun begitu, ia mengaku tetap melayani para peserta didik dalam meningkatkan mutu pendidikan agar lebih meningkat.
“Karena SMK itu mempunyai pempelajaran 70 persen teori dan 30 persen ujian praktik,” terangnya.
Terkait prestasi yang telah diraih para anak didik di sekolah itu, Teti mengungkapkan pada O2SN pihaknya sudah pernah mewakili Provisi Sulteng di tingkat nasional, yaitu olahraga atletik dan renang.
“Alhamdulilah, olahraga renang itu meraih juara tiga tingkat nasional pada tahun 2020. Pada tahun 2021 pada ajang O2SN, yaitu seni tari mendapat juara dua, main gitar juara dua dan suara solo juara tiga,” ungkapnya.
Teti juga selalu mengajak para guru, untuk lebih meningkatkan pendidikan kepada para anak didik, dengan belajar lebih banyak lagi.
“Apalagi, saat ini namanya kurikulum merdeka, jadi para dewan guru selalu mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan diri terkait peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini,” ujarnya.
Teti juga mengimbau kepada para anak didik, agar mengurangi menggunakan ponsel, karena menurutnya sangat mengganggu mental para anak didik dalam mengikuti mata pelajaran. */PAR